Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir
Effendy, mengatakan bahwa materi Jaminan Sosial sangat mungkin untuk
dimasukkan dalam kurikulum.
"Ini nanti menjadi bagian dari sumber belajar, learning resources, yang berasal dari luar sekolah," ujar dia, usai menghadiri peluncuran buku dongeng BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Minggu.
Hal ini menurut dia sesuai dengan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
"Seperti yang bapak Presiden sampaikan, kurikulum harus dibikin sedemikian fleksibel sehingga muatan-muatan yang sifatnya muatan lokal atau pun muatan yang sifatnya sangat dibutuhkan untuk kebutuhan kontemporer bisa diakomodasi di dalam kurikulum, salah satunya dengan menggunakan program penguatan pendidikan karakter itu," kata Effendy.
Sehingga materi sosialisasi edukasi tentang pentingnya Jaminan Sosial sejak dini dari BPJS Ketenagakerjaan yang telah dikemas dalam bentuk buku dongeng dan video cerita dapat menjadi bagian dari program pendidikan di sekolah-sekolah.
Meski terkesan berat, menurut Mendikbud, materi Jaminan Sosial tidak akan membebani anak. Pasalnya, materi tersebut telah dibuat berdasarkan perkembangan kejiwaan dan fisik anak.
"Apa sih inti yang harus diberikan kepada anak? Tentu saja memberikan pelajaran bahwa dia nanti harus bekerja, kalau sudah dewasa harus jadi tenaga kerja yang punya disiplin tinggi, kerja keras, tidak boleh gampang menyerah kan harus ditanamkan sejak dini," kata dia.
"Jadi, tidak ada salahnya kalau menanamkan pesan-pesan yang berkaitan dengan pekerja, lingkungan kerja sejak dini,"sambung dia.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, berharap materi yang telah dibuat BPJS Ketenagakerjaan tersebut dapat menjadi salah satu bahan pendidikan kepada anak-anak di usia dini.
"Kami ingin membangun dan memberikan karakter dari dini supaya mereka memiliki etos kerja nantinya pada saat mereka usia dewasa dan memasuki usia kerja," ujar Agus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Ini nanti menjadi bagian dari sumber belajar, learning resources, yang berasal dari luar sekolah," ujar dia, usai menghadiri peluncuran buku dongeng BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Minggu.
Hal ini menurut dia sesuai dengan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
"Seperti yang bapak Presiden sampaikan, kurikulum harus dibikin sedemikian fleksibel sehingga muatan-muatan yang sifatnya muatan lokal atau pun muatan yang sifatnya sangat dibutuhkan untuk kebutuhan kontemporer bisa diakomodasi di dalam kurikulum, salah satunya dengan menggunakan program penguatan pendidikan karakter itu," kata Effendy.
Sehingga materi sosialisasi edukasi tentang pentingnya Jaminan Sosial sejak dini dari BPJS Ketenagakerjaan yang telah dikemas dalam bentuk buku dongeng dan video cerita dapat menjadi bagian dari program pendidikan di sekolah-sekolah.
Meski terkesan berat, menurut Mendikbud, materi Jaminan Sosial tidak akan membebani anak. Pasalnya, materi tersebut telah dibuat berdasarkan perkembangan kejiwaan dan fisik anak.
"Apa sih inti yang harus diberikan kepada anak? Tentu saja memberikan pelajaran bahwa dia nanti harus bekerja, kalau sudah dewasa harus jadi tenaga kerja yang punya disiplin tinggi, kerja keras, tidak boleh gampang menyerah kan harus ditanamkan sejak dini," kata dia.
"Jadi, tidak ada salahnya kalau menanamkan pesan-pesan yang berkaitan dengan pekerja, lingkungan kerja sejak dini,"sambung dia.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, berharap materi yang telah dibuat BPJS Ketenagakerjaan tersebut dapat menjadi salah satu bahan pendidikan kepada anak-anak di usia dini.
"Kami ingin membangun dan memberikan karakter dari dini supaya mereka memiliki etos kerja nantinya pada saat mereka usia dewasa dan memasuki usia kerja," ujar Agus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017