Bangli (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengikuti acara persembahyangan bersama masyarakat, serangkaian ritual "Pujawali" di Pura Jati, Kintamani, Kabupaten Bangli.

"Saya mengapresiasi semangat umat dalam melaksanakan prosesi Pujawali ini. Prosesi ini sangat penting, selain sebagai proses penyucian sarana dan prasarana, juga untuk menyucikan alam," kata Sudikerta di sela-sela ritual tersebut, di Bangli, Kamis.

Di samping itu, ia juga mengajak warga setempat untuk ikut berpartisipasi menjaga kebersihan dan kesucian areal Pura Jati. "Hal ini karena pura merupakan tempat melaksanakan persembahyangan atau tempat untuk memuja Tuhan," ujarnya.

Terkait pelaksanaan ritual itu, merupakan bentuk rasa bakti dan syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan, sehingga seyogyanya terus ditingkatkan oleh umat.

"Persembahan yang dihaturkan dalam bentuk banten (sesajen) tidaklah harus mewah dan besar-besaran, namun harus lengkap sesuai tertuang dalam sastra agama dan sesuai dengan peruntukannya," ucap Sudikerta.

Ritual Pujawali di Pura Jati sudah dimulai sejak 2 Juli lalu dengan menggelar Tawur Balik Sumpah. Dilanjutkan kemudian dengan "mecaru" di tepi Ulun Danu Batur, kemudian rirual Ngayat ke Gunung dan Pura Jati pada 3 Juli.

Pada tanggal 5 Juli dilaksanakan prosesi Ida Bhatara katuran pesucian. Selanjutnya pada 6 Juli berlangsung puncak karya dan besok pada 7 Juli akan dilaksanakan prosesi "mewali" ke Batur. Sementara sorenya dilaksanakan upacara Penyineban dilanjutkan dengan Pujawali di Pura Batu Rupit.

Sedangkan pada 8 Juli dilaksanakan pujawali di wewidangan (wilayah) Pura Puseh Desa Pekraman Batur, Pura Puseh Desa Bonyoh, Pura Puseh Desa Sengkaduan dan Pura Puseh Petak Cemeng Desa Selulung.

Selanjutnya pada11 Juli, barulah Ida Bhatara (manifestasi Tuhan-red) di Pura Puseh dibuatkan ritual "mesineb/ngeluhu". (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017