Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar, Bali, menyelenggarakan pelatihan tenun endek di "Bengkel Kerja Tenun Patra".

Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Selly Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Senin, mengatakan kegiatan pelatihan kain tenun endek sangat penting bagi perajin maupun generasi penerus, dalam upaya mendapatkan sentuhan teknologi menghadapi persaingan global.

"Tenun ikat sebagai warisan budaya nusantara dengan keberadaannya terus dikembangkan dan dilestarikan di seluruh Indonesia. Begitu juga di Kota Denpasar keberadaan tenun endek harus dikembangkan dengan sentuhan kreativitas oleh perajin itu," ujarnya.

Ia mengatakan tuntutan pangsa pasar memerlukan berbagai kreativitas dan inovasi yang tidak terlepas dari tuntutan pasar yang terus berkembang pesat.

"Kegiatan pelatihan ini melibatkan 15 orang peserta yang berasal dari kalangan perajin, serta para siswa SMKN 4 Denpasar," kata Ny. Selly didampingi Kepala Disperindag Denpasar Wayan Gatra.

Ia mengatakan hal ini tidak terlepas dari perkembangan peragaan busana (fashion) yang sangat pesat dengan pengaruh permintaan kain tenun ikat semakin tinggi. Sehingga dari alih generasi ini dapat memenuhi produksi kain tenun ikat endek itu sendiri.

"Sumber Daya Manusia (SDM) dalam alih generasi menjadi kendala pemenuhan produksi kain endek Sehingga melalui pelatihan ini bertujuan memperkenalkan proses pembuatan tenun ikat endek kepada generasi muda, serta memberikan fasilitas kepada para penenun, yang nantinya program ini mampu menjadi langkah dalam mempertahankan dan melahirkan SDM penenun yang andal dan produktif di Kota Denpasar," katanya.

Sementara itu, pemilik "Workshop Tenun Patra" I Gusti Made Arsawan mengatakan pelaksanaan pelatihan ini menjadi peran penting dalam mempertahankan produksi tenun ikat endek.

Ia mengatakan fasilitas tersebut telah dilakukan Pemkot Denpasar kepada siswa sekolah untuk mengetahui dari proses persiapan peralatan menenun, dan teknik menenun.

Arsawan mengaku dalam pelatihan ini akan mengajar dari dasar persiapan menenun, hingga merangkai benang menjadi sebuah motif tenun ikat endek yang memiliki nilai filosofi. Pelatihan tersebut nantinya masyarakat dan pelajar akan mengetahui bagaimana kain tenun ikat endek ini dibuat yang menjadi sebuah produk budaya.

Dalam menyelesaikan satu buah kain tenun ikat patra yang dihasilkan ditempat ini dari persiapan membutuhkan waktu satu minggu. Terkait dengan harga satu kain tenun ikat endek dari harga Rp2 hingga Rp3 juta yang tak terlepas dari nilai motif tenun ikat endek tersebut.

"Kain tenun yang baik serta memiliki manfaat terlihat dari pengerjaan kain tenun ikat endek dari awal pesiapan benang dan menjadi sebuah kain endek yang memiliki nilai filosofi," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017