Beijing (Antara Bali) - Seorang wisatawan asal Indonesia meninggal
saat melakukan perjalanan wisata di Shangrila, wilayah dengan ketinggian
3.160 meter di atas permukaan laut di China selatan, Kamis (29/6).
Informasi dari berbagai sumber yang dihimpun Antara Beijing, Jumat, menyebutkan bahwa selain wilayah setingkat kabupaten di Provinsi Yunnan itu oksigennya sangat tipis, korban juga memiliki riwayat penyakit jantung.
Sampai saat ini jenazah korban yang diketahui bernama Widodo tersebut masih tersimpan di salah satu rumah sakit di Ibu Kota Provinsi Yunnan di Kunming.
Pihak biro perjalanan wisata yang memberangkatkan korban sedang berupaya mengurus berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk memulangkan jenazah tersebut.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing sampai saat ini masih menunggu sertifikat kematian dari pihak rumah sakit untuk dibuatkan surat kematian.
"Prosedurnya memang begitu. Begitu sertifikat dari rumah sakit keluar, kami segera menindaklanjutinya dengan surat keterangan," kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Beijing, Ihsan Firdaus.
Oleh karena Kunming berada di wilayah selatan China, maka KBRI Beijing terus berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Shangrila yang dalam bahasa Mandarin disebut Xianggelila merupakan salah satu destinasi wisata di China selatan.
Kota perbukitan yang banyak dihuni warga Tibet itu memiliki Pudacuo National Park, taman nasional pertama di daratan Tiongkok yang memenuhi standar IUCN.
Di Shangrila terdapat lapangan terbang Diqing yang dapat dijangkau pesawat dari Kunming, Chengdu, Lhasa, Guangzhou, dan Shenzhen.
Jika menggunakan perjalanan dari Lijiang, maka para wisatawan dapat menikmati pemandangan Lembah Tiger Leaping berkedalaman 3.790 meter dan Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia.
Tidak jarang beberapa wisatawan menuju Shangrila melalui Tibet.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Informasi dari berbagai sumber yang dihimpun Antara Beijing, Jumat, menyebutkan bahwa selain wilayah setingkat kabupaten di Provinsi Yunnan itu oksigennya sangat tipis, korban juga memiliki riwayat penyakit jantung.
Sampai saat ini jenazah korban yang diketahui bernama Widodo tersebut masih tersimpan di salah satu rumah sakit di Ibu Kota Provinsi Yunnan di Kunming.
Pihak biro perjalanan wisata yang memberangkatkan korban sedang berupaya mengurus berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk memulangkan jenazah tersebut.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing sampai saat ini masih menunggu sertifikat kematian dari pihak rumah sakit untuk dibuatkan surat kematian.
"Prosedurnya memang begitu. Begitu sertifikat dari rumah sakit keluar, kami segera menindaklanjutinya dengan surat keterangan," kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Beijing, Ihsan Firdaus.
Oleh karena Kunming berada di wilayah selatan China, maka KBRI Beijing terus berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Shangrila yang dalam bahasa Mandarin disebut Xianggelila merupakan salah satu destinasi wisata di China selatan.
Kota perbukitan yang banyak dihuni warga Tibet itu memiliki Pudacuo National Park, taman nasional pertama di daratan Tiongkok yang memenuhi standar IUCN.
Di Shangrila terdapat lapangan terbang Diqing yang dapat dijangkau pesawat dari Kunming, Chengdu, Lhasa, Guangzhou, dan Shenzhen.
Jika menggunakan perjalanan dari Lijiang, maka para wisatawan dapat menikmati pemandangan Lembah Tiger Leaping berkedalaman 3.790 meter dan Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia.
Tidak jarang beberapa wisatawan menuju Shangrila melalui Tibet.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017