Mangupura (Antara Bali) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menjamin ketersediaan pasokan listrik di Bali aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan wisatawan menghadapi libur panjang Lebaran 2017.

"`Overall` (keseluruhan) aman karena `reserve` atau cadangan sekitar 40 persen dibandingkan kapasitas yang dipakai itu hampir 900 MW," kata Ignasius saat mengunjungi Gardu Induk PLN di Desa Kapal, Kabupaten Badung, Sabtu.

Sedangkan, lanjut dia, daya mampu pembangkit di sistem kelistrikan Bali mencapai 1.284 MW sehingga dinilai masih ada cadangan yang cukup besar dengan beban puncak tertinggi yang sempat menyentuh level sekitar 860 MW malam hari pada September 2016.

"Kapasitas terpasang sekitar 1.284 MW jadi banyak sekali. Mestinya oke," imbuh Jonan.

Meski demikian, mantan Menteri Perhubungan itu meminta PLN menjaga pasokan listrik di Bali dan tetap siaga mengingat libur panjang Lebaran yang dipastikan banyak menarik wisatawan ke Pulau Dewata.

"Di Bali ini kalau libur Natal dan Tahun Baru dan Lebaran tentunya `demand` (permintaan) listrik tinggi, walau kantor dan industri tutup, `demand` tidak banyak berubah. Paling lima persen turun (konsumsi listrik) maksimun," tuturnya.

Hal tersebut berbeda dengan kondisi beberapa daerah di Pulau Jawa yang sebagian besar penggerak ekonominya dari sektor industri sehingga beban listrik turun signifikan.

"Di Jawa secara keseluruhan pasti itu (konsumsi listrik) turun bebannya 20-30 persen karena banyak industri, kantor dan kegiatan usaha tutup," ucap Jonan.

General Manajer PLN Distribusi Bali Sandika Aflianto menambahkan dengan "surplus" pasokan listrik di Pulau Dewata, maka ia mengimbau masyarakat untuk tenang karena tidak ada ancaman defisit.

Beban puncak ketika Lebaran diperkirakan terjadi pada malam hari selama periode 25-26 Juni 2017 dengan proyeksi mencapai sekitar 778 Megawatt.

Proyeksi itu lebih tinggi dari beban puncak yang terjadi pada awal Juni 2017 mencapai sekitar 738 Megawatt dengan konsumsi hampir 75 persen di antaranya paling banyak terserap di wilayah Bali Selatan.

Namun, beban puncak saat Lebaran tersebut masih lebih rendah dibandingkan beban puncak pada September 2016 mencapai 860 Megawatt, padahal saat itu bukan merupakan hari raya.

Sistem kelistrikan di Bali telah terinterkoneksi dengan sistem kelistrikan Jawa melalui transmisi kabel laut 150 KV dan dikenal dengan sebutan sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Saat ini daya mampu pembangkit listrik di sistem kelistrikan Bali adalah sebesar 1.284, MW, yang berasal dari pasokan listrik kabel laut 340 MW, PLTU 380 MW (milik swasta/IPP), PLTG 182,4 MW dan PLTD 382 MW.

Sampai dengan Maret 2017, rasio elektrifikasi di Provinsi Bali mencapai 93,34 persen.
(WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017