Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 15 perajin tenun, emas dan perak, serta desainer busana tenun endek menampilkan karya terbaiknya pada final lomba serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39 di Taman Budaya Denpasar, Jumat.
"Kami harapkan, lewat lomba ini dapat merangsang munculnya perajin dan desainer baru yang menghasilkan karya yang lebih inovatif," kata Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali Ayu Pastika, di sela-sela didaulat menjadi juri kehormatan pada lomba tersebut.
Sebanyak 15 finalis yang tampil pada Jumat (23/6) merupakan hasil seleksi ketat dari perlombaan yang digelar mulai Rabu (21/6) hingga Kamis (22/6).
Pada kategori desain tenun ATBM (alat tenun bukan mesin)/Cagcag, lima perajin yang lolos ke babak final menampilkan karya terbaru dengan sentuhan kreativitas dan inovasi. Seperti Pertenunan Artha Dharma dari Sinabun Singaraja yang menampilkan perpaduan endek dan songket sehingga menghasilkan karya begitu elegan. Sementara Pertenunan Tuhu Bali menarik perhatian dewan juri dengan karya andalan songket lukis.
Persaingan ketat juga terjadi pada final lomba desain emas dan perak. Lima perajin menampilkan karya yang sangat unik seperti bros motif songket, bros payung, gelang dan cincin motif lumba-lumba dan paket perhiasan berbentuk teratai.
Ayu Pastika dalam kesempatan tersebut nampak sangat berhati-hati dalam melakukan penilaian. Bahkan, wanita yang memiliki pengetahuan cukup luas tentang dunia fashion ini mengamati secara detail motif tenun, emas/perak yang ditampilkan.
Keselarasan motif, warna dan tingkat kesulitan dalam pembuatan menjadi fokus dalam penilaiannya.
Di sela-sela melakukan penilaian, istri orang nomor satu di Pemprov Bali itu juga tak segan-segan memberi masukan untuk penyempurnaan karya perajin.
"Jajaran Dekranasda Bali juga berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan dan memfasilitasi para perajin dalam memasarkan produk mereka," ujarnya.
Setelah melalui proses penilaian yang cukup alot, dewan juri yang diketuai I Ketut Murdana akhirnya mengumumkan nama-nama pemenang dalam lomba ini.
Menurut dia, dewan juri harus bekerja keras dalam menentukan juara mengingat karya yang ditampilkan sama-sama berkualitas dan menarik. "Para perajin menampilkan hasil karya terbaik mereka, namun dalam sebuah perlombaan harus ada yang keluar sebagai juara," ucapnya.
Untuk kategori desain tenun ATBM/cagcag, I Ketut Rajin pemilik Pertenunan Artha Dharma keluar sebagai Juara I. Memadukan teknik tenun endek dan songket, perajin asal Sinabun Buleleng ini mampu menghasilkan karya tenun yang bercorak sangat cantik.
Sementara Ni Putu Sudiadnyani pemilik Bara Gold & Silver dengan karya bertemakan teratai berhasil menjuarai lomba kategori desain emas/perak.
Sedangkan untuk kategori desain fashion endek, dewan juri menjatuhkan pilihan kepada Ni Komang Yakniasih dengan karya pakaian pesta yang memadukan endek, brokat dan manik-manik.
Hadiah dan piagam penghargaan bagi pemenang lomba akan diserahkan saat penutupan PKB ke-39 pada 8 Juli 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami harapkan, lewat lomba ini dapat merangsang munculnya perajin dan desainer baru yang menghasilkan karya yang lebih inovatif," kata Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali Ayu Pastika, di sela-sela didaulat menjadi juri kehormatan pada lomba tersebut.
Sebanyak 15 finalis yang tampil pada Jumat (23/6) merupakan hasil seleksi ketat dari perlombaan yang digelar mulai Rabu (21/6) hingga Kamis (22/6).
Pada kategori desain tenun ATBM (alat tenun bukan mesin)/Cagcag, lima perajin yang lolos ke babak final menampilkan karya terbaru dengan sentuhan kreativitas dan inovasi. Seperti Pertenunan Artha Dharma dari Sinabun Singaraja yang menampilkan perpaduan endek dan songket sehingga menghasilkan karya begitu elegan. Sementara Pertenunan Tuhu Bali menarik perhatian dewan juri dengan karya andalan songket lukis.
Persaingan ketat juga terjadi pada final lomba desain emas dan perak. Lima perajin menampilkan karya yang sangat unik seperti bros motif songket, bros payung, gelang dan cincin motif lumba-lumba dan paket perhiasan berbentuk teratai.
Ayu Pastika dalam kesempatan tersebut nampak sangat berhati-hati dalam melakukan penilaian. Bahkan, wanita yang memiliki pengetahuan cukup luas tentang dunia fashion ini mengamati secara detail motif tenun, emas/perak yang ditampilkan.
Keselarasan motif, warna dan tingkat kesulitan dalam pembuatan menjadi fokus dalam penilaiannya.
Di sela-sela melakukan penilaian, istri orang nomor satu di Pemprov Bali itu juga tak segan-segan memberi masukan untuk penyempurnaan karya perajin.
"Jajaran Dekranasda Bali juga berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan dan memfasilitasi para perajin dalam memasarkan produk mereka," ujarnya.
Setelah melalui proses penilaian yang cukup alot, dewan juri yang diketuai I Ketut Murdana akhirnya mengumumkan nama-nama pemenang dalam lomba ini.
Menurut dia, dewan juri harus bekerja keras dalam menentukan juara mengingat karya yang ditampilkan sama-sama berkualitas dan menarik. "Para perajin menampilkan hasil karya terbaik mereka, namun dalam sebuah perlombaan harus ada yang keluar sebagai juara," ucapnya.
Untuk kategori desain tenun ATBM/cagcag, I Ketut Rajin pemilik Pertenunan Artha Dharma keluar sebagai Juara I. Memadukan teknik tenun endek dan songket, perajin asal Sinabun Buleleng ini mampu menghasilkan karya tenun yang bercorak sangat cantik.
Sementara Ni Putu Sudiadnyani pemilik Bara Gold & Silver dengan karya bertemakan teratai berhasil menjuarai lomba kategori desain emas/perak.
Sedangkan untuk kategori desain fashion endek, dewan juri menjatuhkan pilihan kepada Ni Komang Yakniasih dengan karya pakaian pesta yang memadukan endek, brokat dan manik-manik.
Hadiah dan piagam penghargaan bagi pemenang lomba akan diserahkan saat penutupan PKB ke-39 pada 8 Juli 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017