Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar, Bali mengisi liburan anak-anak sekolah TK hingga SMP dengan kegiatan "Festival Carik" dalam upaya mengajak para siswa untuk mengenal aktivitas petani di sawah.

Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra, di Ekowisata Subak Sembung Peguyangan, Kota Denpasar, Selasa, mengatakan program mengisi liburan siswa sekolah tersebut dengan melakukan sosialisasi terkait aktivitas para petani di sawah.

"Kegiatan `Festival Carik` untuk memperkenalkan generasi muda mengenai suasana persawahan dan aktivitas yang ada di `carik` (sawah) dengan berbagai bidang pertanian yang ada di dalamnya. Disamping itu mengedukasi anak-anak akan pentingnya pertanian, seperti istilah Balinya `Ngajak cenik-cenike melajah sambil melali lincak-lincak di carik` (mengajak anak-anak untuk belajar sambil bermain di sawah)," ujarnya.

Menurut Ambara, anak-anak zaman sekarang sedikit yang mengetahui keberadaan sawah dan fungsinya. Apa lagi generasi sekarang sejak kecil sudah mengenal "gadget" (perangkat elektonik) dan permainan game yang ada di telepon seluler maupun tablet digital, yang dapat membuat anak-anak kurang rasa sosialisasi antara sesama dan lingkungan sekitar.

Ia mengatakan dengan diadakan "Festival Carik" ini diharapkan anak-anak bisa mengetahui cara memeliharan lingkungan yang baik, secara otomatis bisa menikmati udara bersih dan alam yang indah.

Ambara Putra menjelaskan "Festival Carik" diadakan selama dua hari hingga Kamis (21/6). Kegiatan dibagi menjadi dua kategori, yakni hari pertama khusus anak-anak taman kanak-kanak (TK), SD dan SMP yang diikuti 100 anak-anak dari seluruh kecamatan se-Kota Denpasar.

Sedangkan pada hari kedua, diikuti khusus remaja dari SMA dan Sekaa Teruna Teruni (STT) di Denpasar. Adapun perlombaan yang diadakan dalam "Festival Carik", meliputi lomba menanam padi, menangkap bebek (itik), menangkap belut, memindahkan tanaman ke dalam pot dan bahkan ada lomba foto selfie dengan sapi.

Selain lomba, kata Ambara Putra, ada juga kegiatan edukasi mengenai pengolahan coklat, pengolahan sayuran menjadi es krim dan demo pengolahan tanah secara tradisional.

Seorang peserta Ni Putu Mera Ananda, siswa kelas II SMPN 10 Denpasar mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan perlombaan di sawah tersebut.

"Saya sangat senang dengan kegiatan lomba seperti itu, apalagi pertama kali saya merasakan bagaimana cara menanam padi di sawah dengan benar, ternyata susah-susah gampang," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017