Denpasar (Antara Bali) - Ketua Bawaslu Provinsi Bali I Ketut Rudia mengatakan pendaftar calon Panitia Pengawas Pilkada 2018 untuk kabupaten atau kota di Pulau Dewata tergolong sepi sejak dibuka pendaftarannya pada pekan lalu.

"Menjadi pengawas pemilu adalah sebuah kehormatan. Dapat kesempatan berkontribusi untuk demokrasi di Bali adalah sebuah kebanggaan. Saya berharap waktu satu minggu ke depan akan banyak yang memasukkan lamaran," kata Rudia di Denpasar, Minggu.

Dari dibuka pendaftarannya 10 Juni 2017, hanya 10 orang yang mendaftar menjadi calon panwas yakni untuk di Kota Denpasar 6 orang, Kabupaten Tabanan 2 orang, Kabupaten Klungkung 1 orang, dan Kabupaten Gianyar 1 orang.

Sedangkan lima kabupaten lainnya yakni Badung, Jembrana, Buleleng, Bangli, dan Karangasem masih nihil pendaftar.

Oleh karena itu, Rudia mengajak masyarakat yang memenuhi syarat mau melamar menjadi pengawas Pilkada 2018 dan Pileg-Pilpres 2019.

Menurut dia, rekrutmen pengawas sekarang sangat strategis. Hal ini karena setelah pilkada serentak, panwas ini berpeluang ditetapkan menjadi permanen dengan nama Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota.

"Isu yang kuat terhadap keberadaan pengawas di kabupaten/kota kan permanen. Ya, saya sih berharap begitu. Dengan demikian, akan banyak yang melamar. Boleh dibilang panwas sekarang sangat seksi. Seharusnya banyak yang melirik, " seloroh Rudia.

Dia menambahkan jika pada hari penutupan belum juga memenuhi kuota minimal yang dibutuhkan, tim seleksi (timsel) akan melakukan perpanjangan waktu pendaftaran.

"Saya sih berharap tidak ada perpanjangan. Saya yakin, seminggu ke depan akan banyak yang mendaftar," ujar Rudia.

Sebelumnya Bawaslu Bali telah menyusun jadwal penerimaan berkas pendaftaran calon Panwas Kabupaten/Kota se-Bali dari 10 Juni-24 Juni 2017, mulai pukul 08.00 - 16.00 Wita. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017