Badung (Antara Bali) - Bahrul Ulum, perajin pernak-pernik bernuansa Ramadhan di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, mengalami "banjir" pesanan dari berbagai daerah selama bulan puasa itu.

"Biasanya, seminggu sebelum Lebaran itu, pesanan memang menumpuk, saya cuma bisa tidur empat jam sehari," ujar Bahrul yang mengerjakan sendiri seluruh pesanan itu saat ditemui di Kuta, Badung, Rabu.

Ia mengaku kewalahan mengerjakan pesanan kerajinan pernak-pernik berupa lampion berbentuk kubah masjid, bedug, dan ketupat yang mayoritas dipesan oleh pengelola hotel tersebut.

Tak hanya hotel di kawasan Kuta, pesanan juga datang dari hotel di kawasan Denpasar dan Ubud.

Bahkan tahun lalu, ia mengaku mendapat pesanan dari Kupang, NTT. "Pesanan pernak-pernik bernuansa Ramadhan akan terus meningkat menjelang Lebaran mendatang," katanya.

Bahrul menjual pernak-pernik bernuansa Ramadhan dengan harga bervariasi. Untuk lampion berbentuk kubah dijual dengan harga Rp350 ribu, hiasan ketupat dijual Rp25 ribu hingga Rp100 ribu.

"Untuk replika bedug, saya menjualnya seharga Rp750 ribu hingga Rp1,2 juta sesuai ukuran besar-kecilnya," kata Bahrul yang mengaku telah menekuni bisnis ini sejak tahun 2007 itu.

Selain saat bulan Ramadhan, Bahrul juga membuat pernak-pernik bernuansa lain saat mendekati hari raya Natal dan Tahun Baru Imlek.

Namun, menurutnya, pesanan tidak seramai saat bulan Ramadhan. "Alhamdulillah, kalau bulan Ramadhan biasanya saya bisa mendapat keuntungan hingga Rp70 juta dari jualan pernak-pernik," ujarnya. (WDY)

Video oleh Fikri Yusuf


Pewarta: Pewarta: Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017