Denpasar (Antara Bali) - Ketua Forum Komunikasi Antarumat Beragama (FKUB) Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet memberikan apresiasi kepada Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar yang sukses menggelar pentas seni kebangsaan.
"Hal itu sebagai upaya menjaga eksistensi dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memiliki keragaman suku, ras, adat dan budaya," kata Ketua FKUB Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet usai pementasan tersebut di Denpasar, Senin malam.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat pada saat kondisi bangsa yang mengalami gangguan kerukunannya.
Kondisi tersebut dapat mengkhawatirkan stabilitas tanah air sehingga pembangunan terhambat, oleh karena energi hanya digunakan untuk mengurus hal-hal yang kurang bermanfaat terhadap kemajuan bangsa.
Untuk itu, pementasan kolosal drama sendratari Sutasoma yang melibatkan hampir 220 seniman mampu memberikan inspirasi dan motivasi dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
"Bahkan Sutasoma mengajarkan dalam memecahkan masalah dengan menghindari kekerasan dan menerima adanya perbedan," ujarnya.
Selain itu, dalam mencapai satu tujuan yang mulia, dibutuhkan sebuah pengorbanan dan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pada pagelaran tersebut, Sutasoma sangat mengharagai perbedaan, mengedepankan kerja yang tulus sehingga memiliki pengikut yang banyak, bahkan binatang tunduk.
Hal itu yang mendorong persatuan dan kesatuan Kerajaan Astinapura pada zamannya, dimana implementasi saat ini mampu mempertahankan NKRI penuh damai dan toleransi dengan dasar Pancasila.
"Sejatinya Bhineka Tunggal Ika memiliki makna yang patut disadari setiap insan agar mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Hal itu sebagai upaya menjaga eksistensi dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memiliki keragaman suku, ras, adat dan budaya," kata Ketua FKUB Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet usai pementasan tersebut di Denpasar, Senin malam.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat pada saat kondisi bangsa yang mengalami gangguan kerukunannya.
Kondisi tersebut dapat mengkhawatirkan stabilitas tanah air sehingga pembangunan terhambat, oleh karena energi hanya digunakan untuk mengurus hal-hal yang kurang bermanfaat terhadap kemajuan bangsa.
Untuk itu, pementasan kolosal drama sendratari Sutasoma yang melibatkan hampir 220 seniman mampu memberikan inspirasi dan motivasi dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
"Bahkan Sutasoma mengajarkan dalam memecahkan masalah dengan menghindari kekerasan dan menerima adanya perbedan," ujarnya.
Selain itu, dalam mencapai satu tujuan yang mulia, dibutuhkan sebuah pengorbanan dan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pada pagelaran tersebut, Sutasoma sangat mengharagai perbedaan, mengedepankan kerja yang tulus sehingga memiliki pengikut yang banyak, bahkan binatang tunduk.
Hal itu yang mendorong persatuan dan kesatuan Kerajaan Astinapura pada zamannya, dimana implementasi saat ini mampu mempertahankan NKRI penuh damai dan toleransi dengan dasar Pancasila.
"Sejatinya Bhineka Tunggal Ika memiliki makna yang patut disadari setiap insan agar mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017