Singaraja (Antara Bali) - Kalangan pedagang pada objek wisata Lovina, Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali mengeluhkan sepi pengunjung sehingga menyebabkan omzet menurun cukup drastis.
"Pengunjung sepi sekali sejak awal tahun ini. Memang saat ini sedang ada kunjungan tamu dari kapal pesiar, namun sedikit sekali yang berbelanja," kata Made Suma (45), salah satu pedagang di Lovina, Senin.
Menurut dia, keadaan tersebut hampir dirasakan semua pedagang bukan hanya dirinya. Padahal di Lovina terdapat puluhan pedagang aneka cenderamata yang bernasib sama. Ia mengatakan, onzet menurun tajam hingga lebih dari 50 persen dibandingkan ketika Lovina sedang ramai-ramainya dikunjungi wisatawan.
Jika sedang ramai, dirinya rata-rata dapat menjual berbagai cenderamata dan oleh-oleh khas Lovina mencapai Rp1 juta setiap harinya, namun kini paling banyak kisaran ratusan ribu saja.
"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, mungkin memang musim sedang sepi. Kunjungan turis pun tidak begitu banyak akhir-akhir ini," kata dia lagi.
Suma mengungkapkan, puncak kunjungan wisatawan ke objek wisata yang dikenal dengan wisata kerumunan lumba-lumba tersebut biasanya terjadi pada pertengahan tahun ini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Pengunjung sepi sekali sejak awal tahun ini. Memang saat ini sedang ada kunjungan tamu dari kapal pesiar, namun sedikit sekali yang berbelanja," kata Made Suma (45), salah satu pedagang di Lovina, Senin.
Menurut dia, keadaan tersebut hampir dirasakan semua pedagang bukan hanya dirinya. Padahal di Lovina terdapat puluhan pedagang aneka cenderamata yang bernasib sama. Ia mengatakan, onzet menurun tajam hingga lebih dari 50 persen dibandingkan ketika Lovina sedang ramai-ramainya dikunjungi wisatawan.
Jika sedang ramai, dirinya rata-rata dapat menjual berbagai cenderamata dan oleh-oleh khas Lovina mencapai Rp1 juta setiap harinya, namun kini paling banyak kisaran ratusan ribu saja.
"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, mungkin memang musim sedang sepi. Kunjungan turis pun tidak begitu banyak akhir-akhir ini," kata dia lagi.
Suma mengungkapkan, puncak kunjungan wisatawan ke objek wisata yang dikenal dengan wisata kerumunan lumba-lumba tersebut biasanya terjadi pada pertengahan tahun ini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017