Jakarta (Antara Bali) - Kondisi geopolitik Indonesia yang menghubungkan geografi tanah air dan kondisi dalam negeri kini sampai pada titik dimana pemerintah mengubah budaya strategi yang selama ini cenderung melihat ke dalam.

"Geopolitik Indonesia berada di sebuah titik penting untuk mengubah 'strategic culture' yang cenderung 'inward looking' atau melihat ke dalam menjadi 'outward looking' atau lebih memandang ke luar," kata Gubernur Lemhanas, Letjen. (Purn) Agus Widjojo usai memberikan sambutan pada Jakarta Geopolitical Forum di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, jika strategi nasional terlalu berorientasi ke dalam maka dinamika yang terjadi di dunia akan dilihat seolah-olah sebagai teori konspirasi dimana ada kekuatan-kekuatan luar yang  mempengaruhi Indonesia.

Dia melanjutkan bahwa demikian juga sebaliknya jika orientasi strategi budaya terlalu berorientasi ke luar atau "outward looking" maka batas-batas negara akan berkurang.

"Bukan berkurang secara fisik  geografi tapi lalu lintas dan gagasan cara berpikir. Maka kita lupa dengan kondisi dalam negeri," jelas Gubernur Lemhanas.

Maka, menurut dia, menyeimbangkan pandangan ke dalam dan ke luar akan lebih menguatkan pertahanan Indonesia dalam menghadapi dinamuka global yang tidak menentu.

Gubernur Lemhanas menekankan bahwa Indonesia sebagai bangsa didirikan tanpa paksaan, melainkan dengan dasar sukarela dan keikhlasan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Libertina Widyamurti Ambari

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017