Paris (Antara Bali) - Sekitar 150 warga Indonesia berkumpul di
kawasan Menara Eiffel, Paris, untuk mendoakan terpidana penodaan agama
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Minggu malam (14/5) waktu setempat.
Mereka
kompak mengenakan pakaian serba merah putih, sebagian memakai baju
kotak-kotak khas pendukung Ahok, dan lengkap dengan atribut bendera juga
balon merah putih.
Selain itu, mereka juga
membawa spanduk bertuliskan dukungan terhadap Ahok seperti "From Paris
with love, Pray for Ahok", "Bebaskan Ahok! Ahok bukan penista agama",
"Libérez Ahok", "Ahok you'll never walk alone", "NKRI harga mati", serta
"Keep praying and save Indonesia".
ANTARA News/Monalisa
Acara
bertajuk "Peduli NKRI" itu dimulai dengan mengheningkan cipta untuk
Ahok dan Indonesia. Selanjutnya, mereka menyanyikan sejumlah lagu
nasional termasuk "Indonesia Raya" dan "Tanah Airku".
Pasangan
suami istri Josef Setia dan Caroline Setia menjadi penggagas acara
tersebut. Secara spontan keduanya mengajak warga Indonesia yang tinggal
di Paris untuk berkumpul dalam aksi "Peduli NKRI" lewat media sosial.
"Berawal
dari keprihatinan kami. Lalu saya melihat banyak pendukung Ahok di
Prancis, tetapi mereka sendiri-sendiri. Lalu kami berinisiatif
menggabungkan semua supaya satu, didengar," kata Caroline yang akrab
disapa Lulu, ditemui usai aksi.
Menurut Lulu
yang sudah 21 tahun tinggal di Paris, Ahok menjadi harapan baru bagi
Indonesia sehingga ia menilai ada ketidakadilan ketika Ahok ditahan.
"Kami
melihat ada harapan di Indonesia dengan adanya Ahok. Ada perubahan
dalam sistem pemerintahan. Sebelum dia ditahan kami sudah prihatin,
kasusnya merupakan sesuatu yang dibuat-buat, tidak adil, untuk orang
yang sudah melakukan hal besar," tutur perempuan asal Surabaya itu.
ANTARA News/Monalisa
Josef menambahkan keprihatinannya bukan karena Ahok ditahan.
"Bukan
sedih karena Ahok di penjara, tetapi sedih kenapa orang tidak bisa
melihat sesuatu yang baik, sangat sulit berkembang di negara kita," kata
Josef.
ANTARA News/Monalisa
Salah
satu peserta aksi, Lily Surni juga menilai Ahok sebagai lambang
perubahan Indonesia. Dia pun berharap aksi warga Indonesia di Paris bisa
didengar.
"Saya ke sini bukan untuk menuntut
bebaskan Ahok tapi untuk keadilan di Indonesia. Harapannya kami
didengar, walaupun kami kecil tetapi seperti lilin, walaupun jauh
setitik cahaya tetap kelihatan," kata Lily yang sudah 13 tahun tinggal
di Paris itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017