Jakarta (Antara Bali) - Lembaga konservasi dunia World Wide Fund for
Nature (WWF) menyatakan bahwa bencana tsunami dapat mengancam habitat
Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon yang berpotensi memunahkan
populasi mamalia tersebut.
Direktur Konservasi WWF Indonesia Arnold Sitompul mengatakan studi terbaru yang ditebitkan dalam jurnal konservasi dunia, "Conservation Letter", mengungkapkan populasi Badak Jawa di TNUK berada dalam jangkauan gunung berapi Krakatau, dekat dengan Cekungan Sunda, yang berpotensi menyebabkan gempa bumi dan memicu bencana tsunami.
"Studi ini menjadikan momentum yang baik untuk segera menyelamatkan badak Jawa, kita berpacu dengan waktu," kata Arnold melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.
Dalam studi ini, para peneliti membuktikan bahwa populasi pada 2013 sebanyak 62 individu Badak Jawa yang mengindikasikan populasi tersebut padat dalam satu habitat.
Jika terjadi bencana tsunami setinggi 10 meter atau sekitar 33 kaki dalam 100 tahun ke depan, dapat mengancam 80 persen area kawasan taman nasional yang menjadi habitat dengan kepadatan populasi Badak Jawa tertinggi.
Oleh karena itu, peneliti mendesak untuk segera melakukan pembangunan habitat baru bagi populasi Badak Jawa yang aman dari kawasan rawan bencana alam. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Direktur Konservasi WWF Indonesia Arnold Sitompul mengatakan studi terbaru yang ditebitkan dalam jurnal konservasi dunia, "Conservation Letter", mengungkapkan populasi Badak Jawa di TNUK berada dalam jangkauan gunung berapi Krakatau, dekat dengan Cekungan Sunda, yang berpotensi menyebabkan gempa bumi dan memicu bencana tsunami.
"Studi ini menjadikan momentum yang baik untuk segera menyelamatkan badak Jawa, kita berpacu dengan waktu," kata Arnold melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.
Dalam studi ini, para peneliti membuktikan bahwa populasi pada 2013 sebanyak 62 individu Badak Jawa yang mengindikasikan populasi tersebut padat dalam satu habitat.
Jika terjadi bencana tsunami setinggi 10 meter atau sekitar 33 kaki dalam 100 tahun ke depan, dapat mengancam 80 persen area kawasan taman nasional yang menjadi habitat dengan kepadatan populasi Badak Jawa tertinggi.
Oleh karena itu, peneliti mendesak untuk segera melakukan pembangunan habitat baru bagi populasi Badak Jawa yang aman dari kawasan rawan bencana alam. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017