Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo akan melawat ke China pada
14-15 Mei ini. Agenda pentingnya adalah KTT Inisiatif Sabuk dan Jalan
China (Belt and Road Initiative).
Inisiatif ini adalah pengembangan dari OBOR (One Belt One Road), yang diinisiasi perdana Presiden China, Xi Jinping, pada Oktober 2013 dengan fokus kawasan di Eurasia. Ini merupakan adaptasi modern Jalur Sutra dari Marco Polo pada masa lalu dengan China sebagai satu kawasan utamanya.
Berkaitan dengan kepergiannya ke Beijing kali ini, Jokowi mempelajari konsep kaukus ekonomi dunia, OBOR China, itu. "Kita datang mau melihat konsep besar One Belt One Road itu seperti apa, baru kita bisa tahu masuknya di mana," kata dia, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
29 pemimpin negara dan pemerintahan dijadualkan hadir di KTT Forum Sabuk dan Jalan itu. Namun pemimpin-pemimpin negara-negara kunci dalam jejaring itu, yaitu Prancis, Inggris, India, Jerman, dan Jepang.
China berambisi membangun jaringan infrastruktur global untuk mendorong perdagangan dan ekonomi Asia, Eropa, dan Afrika. Sebetulnya Amerika Serikat telah lebih dulu menggagas konsep serupa untuk kawasan Asia-Pasifik, yaitu Kemitraan Trans-Pasifik, dimana justru Amerika Serikat malah keluar dari kaukus itu.
Indonesia memerlukan banyak dana untuk menuntaskan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur. Sebutlah jalan tol trans Sumatera (27.7 miliar dolar Amerika Serikat), jembatan Selat Sunda (24 miliar dolar Amerika Serikat), dan penyulingan minyak di Bontang, Kalimantan Timur (14,5 miliar dolar Amerika Serikat).
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Kepala BKPM, Thomas Lembong, dan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi.
Menurut Jokowi, banyak pemimpin negara dan pemerintahan yang akan menghadiri KTT tersebut.
"Ini kan kepala negara terutama di ASEAN semua datang, ada (PM Malaysia) Najib, juga ada Presiden Erdogan juga, ya kita lihat ada 29 kepala negara/pemerintahan dari 50 negara hadir. Kita diundang untuk hadir ya kita hadir karena kita ingin tahu sebetulnya arah One Belt One Road ini seperti apa," kata dia.
Rombongan berangkat menggunakan pesawat kepresidenan Boeing B-737-800 BBJ II yang dioperasikan Skuadron Udara 17 VIP TNI AU. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, dan sejumlah pejabat lain turut mengantar keberangkatan Jokowi dan rombongan.
Dalam KTT Inisiatif Sabuk dan Jalan ini, Jokowi direncanakan akan berbicara pada dua sesi. Pertama, sesi tentang sinergi kebijakan untuk kerja sama lebih erat dan sesi kedua mengenai kerja sama konektivitas untuk pembangunan yang terkoneksi.
Kunjungan tersebut juga akan dimanfaatkan Jokowi untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah kepala negara sahabat guna meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama antarnegara.
Beberapa kepala negara dan perwakilan negara sahabat yang akan ditemui antara lain China, Fiji, Polandia, Swiss, managing director IMF, dan sekretaris jenderal Partai Demokratik Liberal Jepang.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, telah berada di Beijing untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri menjelang kehadiran para kepala pemerintahan dan kepala negara.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Inisiatif ini adalah pengembangan dari OBOR (One Belt One Road), yang diinisiasi perdana Presiden China, Xi Jinping, pada Oktober 2013 dengan fokus kawasan di Eurasia. Ini merupakan adaptasi modern Jalur Sutra dari Marco Polo pada masa lalu dengan China sebagai satu kawasan utamanya.
Berkaitan dengan kepergiannya ke Beijing kali ini, Jokowi mempelajari konsep kaukus ekonomi dunia, OBOR China, itu. "Kita datang mau melihat konsep besar One Belt One Road itu seperti apa, baru kita bisa tahu masuknya di mana," kata dia, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
29 pemimpin negara dan pemerintahan dijadualkan hadir di KTT Forum Sabuk dan Jalan itu. Namun pemimpin-pemimpin negara-negara kunci dalam jejaring itu, yaitu Prancis, Inggris, India, Jerman, dan Jepang.
China berambisi membangun jaringan infrastruktur global untuk mendorong perdagangan dan ekonomi Asia, Eropa, dan Afrika. Sebetulnya Amerika Serikat telah lebih dulu menggagas konsep serupa untuk kawasan Asia-Pasifik, yaitu Kemitraan Trans-Pasifik, dimana justru Amerika Serikat malah keluar dari kaukus itu.
Indonesia memerlukan banyak dana untuk menuntaskan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur. Sebutlah jalan tol trans Sumatera (27.7 miliar dolar Amerika Serikat), jembatan Selat Sunda (24 miliar dolar Amerika Serikat), dan penyulingan minyak di Bontang, Kalimantan Timur (14,5 miliar dolar Amerika Serikat).
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Kepala BKPM, Thomas Lembong, dan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi.
Menurut Jokowi, banyak pemimpin negara dan pemerintahan yang akan menghadiri KTT tersebut.
"Ini kan kepala negara terutama di ASEAN semua datang, ada (PM Malaysia) Najib, juga ada Presiden Erdogan juga, ya kita lihat ada 29 kepala negara/pemerintahan dari 50 negara hadir. Kita diundang untuk hadir ya kita hadir karena kita ingin tahu sebetulnya arah One Belt One Road ini seperti apa," kata dia.
Rombongan berangkat menggunakan pesawat kepresidenan Boeing B-737-800 BBJ II yang dioperasikan Skuadron Udara 17 VIP TNI AU. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, dan sejumlah pejabat lain turut mengantar keberangkatan Jokowi dan rombongan.
Dalam KTT Inisiatif Sabuk dan Jalan ini, Jokowi direncanakan akan berbicara pada dua sesi. Pertama, sesi tentang sinergi kebijakan untuk kerja sama lebih erat dan sesi kedua mengenai kerja sama konektivitas untuk pembangunan yang terkoneksi.
Kunjungan tersebut juga akan dimanfaatkan Jokowi untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah kepala negara sahabat guna meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama antarnegara.
Beberapa kepala negara dan perwakilan negara sahabat yang akan ditemui antara lain China, Fiji, Polandia, Swiss, managing director IMF, dan sekretaris jenderal Partai Demokratik Liberal Jepang.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, telah berada di Beijing untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri menjelang kehadiran para kepala pemerintahan dan kepala negara.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017