Singaraja (Antara Bali) - Wadah Antar Lembaga Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kabupaten Buleleng, Bali, mengajak kalangan umat Buddha di daerah itu memupuk rasa persaudaraan dengan semua umat beragama di daerah itu.
"Perayaan Hari Raya Suci Waisak 2561 harus dijadikan momentum menjalin rasa cinta kasih penjaga kebhinnekaan," kata Ketua Walubi Buleleng Wiharta Harija di Singaraja, Bali, Kamis.
Ia mengatakan kebhinnekaan harus terus dikumandangkan di tengah berbagai isu intoleransi yang kini terus berhembus dalam kancah nasional hingga daerah.
Menurutnya, umat Buddha diajak memiliki jiwa pemaaf dan saling menurunkan ego masing-masing sehingga nantinya dapat memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan dengan pondasi cinta kasih.
"Lewat perayaan ini, kami ingin nantinya bisa memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan. Dengan cinta kasih akan menjadi fondasi bagi umat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Walubi mengimbau semua pihak meresapi makna cinta kasih sebagai upaya awal yang baik dalam hubungan antarumat.
Sementara itu, saat ini ada umat sebanyak ribuan umat Buddha di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut merayakan Waisak di sembilan Vihara, dalam kota maupun luar kota.
Puncak acara ritual dilaksanakan (11/5) dini hari sekitar pukul 04.42 wita. Setiap umat mengelilingi Vihara sebanyak tiga kali.
"Tidak ada pemusatan perayaan di satu tempat. Jadi, upacara ritual Waisak dilaksanakan di masing-masing wihara. Kalau di Buleleng ada sembilan Vihara," kata Wiharta Harija.
Untuk perayaan Waisak tahun 2017, Walubi tidak mengadakan kegiatan-kegiatan prahari raya seperti tahun-tahun sebelumnya karena situasinya tidak memungkinkan sehingga fokus pada acara ritual perayaannya saja yang dipusatkan di masing-masih vihara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Perayaan Hari Raya Suci Waisak 2561 harus dijadikan momentum menjalin rasa cinta kasih penjaga kebhinnekaan," kata Ketua Walubi Buleleng Wiharta Harija di Singaraja, Bali, Kamis.
Ia mengatakan kebhinnekaan harus terus dikumandangkan di tengah berbagai isu intoleransi yang kini terus berhembus dalam kancah nasional hingga daerah.
Menurutnya, umat Buddha diajak memiliki jiwa pemaaf dan saling menurunkan ego masing-masing sehingga nantinya dapat memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan dengan pondasi cinta kasih.
"Lewat perayaan ini, kami ingin nantinya bisa memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan. Dengan cinta kasih akan menjadi fondasi bagi umat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Walubi mengimbau semua pihak meresapi makna cinta kasih sebagai upaya awal yang baik dalam hubungan antarumat.
Sementara itu, saat ini ada umat sebanyak ribuan umat Buddha di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut merayakan Waisak di sembilan Vihara, dalam kota maupun luar kota.
Puncak acara ritual dilaksanakan (11/5) dini hari sekitar pukul 04.42 wita. Setiap umat mengelilingi Vihara sebanyak tiga kali.
"Tidak ada pemusatan perayaan di satu tempat. Jadi, upacara ritual Waisak dilaksanakan di masing-masing wihara. Kalau di Buleleng ada sembilan Vihara," kata Wiharta Harija.
Untuk perayaan Waisak tahun 2017, Walubi tidak mengadakan kegiatan-kegiatan prahari raya seperti tahun-tahun sebelumnya karena situasinya tidak memungkinkan sehingga fokus pada acara ritual perayaannya saja yang dipusatkan di masing-masih vihara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017