Denpasar (Antara Bali) - Bali mengimpor berbagai jenis matadagangan sebesar 18,84 juta dolar AS selama tiga bulan periode Januari-Maret 2017, merosot 61,66 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 49,15 juta dolar AS.

"Matadagangan yang didatangkan dari luar negeri itu umumnya mesin-mesin dan barang produksi untuk diolah kembali menjadi aneka jenis komoditas dan cenderamata yang siap diekspor ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai ekonomis jauh lebih besar," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, impor alat-alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan dan memberikan manfaat dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Sedangkan nilai impor pada bulan Maret 2017 mencapai 4,42 juta dolar AS menurun 84,47 persen dibanding bulan yang sama tahun 2016 yang tercatat 28,49 juta dolar AS.

Jika dibandingkan dengan bulan Februari 2017 yang nilai impor mencapai 5,45 juta dolar AS, berarti nilai impor tersebut merosot hingga 18,80 persen.

Adi Nugroho menambahkan impor berbagai jenis komoditas tersebut didatangkan dari Tiongkok sebesar 28,28 persen, menyusul Amerika Serikat 23,26 persen, Australia 14,97 persen, Singapura 6,62 persen dan Belanda 4,33 persen.

Komoditas yang didatangkan dari luar negeri itu berupa produk mesin dan perlengkapan mekanik 28,42 persen, menyusul produk mesin dan peralatan listrik 10,58 persen dan produk perangkat optik 9,98 persen.

Selain itu juga produk hasil hutan 5,49 persen dan produk berbagai barang logam dasar 4,71 persen.

Adi Nugroho menjelaskan, lima jenis utama impor tersebut seluruhnya mengalami penurunan, kecuali produk hasil hutan yang meningkat sebesar 37,07 persen.

Impor produk mesin dan perlengkapan mekanik merosot 19,48 persen dari 1,56 juta dolar AS menjadi 1,25 juta dolar AS pada bulan Maret 2017,

Demikian pula produk mesin dan peralatan listrik rutun 41,19 persen dari 796.356 dolar AS menjadi 468.363 dolar AS, perangkat optik turun 9,44 persen dari 487.803 dolar AS menjadi 441.758 dolar AS.

Sedangkan impor hasi hutan meningkat sebesar 195,43 persen dari 82.253 dolar AS pada bulan Februari 2917 menjadi 243.000 dolar AS pada bulan Maret 2017, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017