Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengikuti rangkaian ritual "penyineban" (berakhirnya) "Ngusaba Kedasa" di Pura Ulun Danu Batur Kintamani, Kabupaten Bangli, Senin.

Rangkaian kegiatan ritual tersebut diawali dengan bakti "Pepranian". Menurut Salah seorang Pemangku Jero Gede Batur, bakti "Pepranian" merupakan rangkaian dari puncak "pujawali" ngusaba kedasa di Pura Ulun Danu Batur yang digelar sejak dua pekan lalu (10/4).

Ritual "Pepranian" sendiri diawali dengan "ngadegan Bagia Pule Kerti" sebagai bentuk simbolis hasil bumi yang diakhiri dengan "nuek Pule Kerti" yang dimaksudkan untuk menyuburkan kembali alam lingkungan tempat manusia mendapatkan hasil bumi.

Saat prosesi berlangsung juga dimeriahkan dengan tarian baris perang perangan yang diartikan sebagai simbul orang memerangi kemiskinan atau sebagai tarian penyemangat agar masyarakat bekerja dengan giat.

Selain tarian juga diisi dengan "matiti suara" yang dimaksudkan agar masyarakat bersama-masa "nunas bisama Ida bhatara" yang beristana di Pura Ulun Danu Batur, agar masyarakat bisa dijauhkan dari perbuatan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama sehingga masyarakat bisa menemukan dharma (kebaikan) dalam dirinya.

Upakara bakti pepranian sendiri dipimpin (dipuput) oleh Jro Kesinoman. Jero Gede Batur mengatakan bahwa, bakti "Pepranian" adalah sebagai wujud kita sebagai umat Hindu selalu bersyukur kehadapan tuhan dengan mempersembahkan kembali hasil bumi yang sudah kita dapatkan.

"Dengan upaya itu kita harapan semua agar Ida Bhatara yang beristana di Pura Ulun Danu Batur selalu memberikan keselamatan dan kesejahteraan bagi kita semua," ujar Jero Gede Batur. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017