Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengajak umat Hindu untuk meningkatkan pengabdian (bakti) melalui pelaksanaan kegiatan ritual yadnya (pengorbanan suci).

"Umat Hindu agar tidak memaknai sebuah ritual sebagai kegiatan seremonial belaka," katanya ketika menghadiri kegiatan ritual skala besar "Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Padudusan Agung Ngusaba Nini Ngusaba Desa" di Pura Puseh Pura Desa, Desa Pakraman Junjungan, Kelurahan Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu (22/4) petang.

Ia mengatakan tanpa rasa bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Para Leluhur, umat akan tersesat dalam kegelapan dan jauh dari kerahayuan.

"Rasa bakti yang diaktualisasikan melalui upacara merupakan ucapan terima kasih kita kepada Hyang Widhi atas segala anugerah yang kita nikmati," ujarnya.

Selain melalui rangkaian upacara, bakti juga dapat diwujudkan dalam kegiatan perbaikan tempat suci (palinggih ida betara). Hal itu, sejalan dengan semangat melaksanakan yadnya,

Ia mengharapkan umat meningkatkan pemahaman tentang "tatwa" agama serta melaksanakan kegiatan ritual sesuai dengan kemampuan bidang ekonomi.

"Yang kebetulan punya dana lebih, bisa `medana punia` (menyumbang). Sebaliknya yang kurang mampu, bisa menghaturkan ayah-ayahan atau hasil bumi yang dimiliki seperti buah-buahan dan lainnya yang dibutuhkan dalam upakara," ujar Wagub Ketut Sudikerta.

Pihaknya tidak menginginkan ada keterpaksaan atau bahkan sampai menyisakan hutang dalam pelaksanaan upacara yadnya.

Selain itu, Sudikerta kembali mengimbau umat agar memanfaatkan buah lokal sebagai sarana upakara.

Selain lebih sehat karena tanpa bahan pengawet, katanya, langkah itu bagian penting dalam upaya pelestarian buah lokal.

Bendesa Junjungan Made Tiles menyampaikan terima kasih atas kehadiran Wagub Sudikerta.

Ia menyampaikan bahwa puncak karya pada pura yang didukung 177 keluarga tersebut akan dilaksanakan pada 26 April 2017. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017