Denpasar (Antara Bali) - Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali meminta unit usaha di daerah setempat memanfaatkan teknologi menghadapi persaingan dengan lembaga jasa keuangan mikro termasuk kehadiran teknologi keuangan atau "financial technology" (fintech).
"Dengan perkembangan teknologi dan informasi, kami memberikan pembinaan dan sosialisasi kepada mereka untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemanfaatan teknologi," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Dewa Nyoman Patra di Denpasar, Kamis.
Menurut Patra, hal itu dilakukan mengingat Fintech menyediakan layanan keuangan yang beragam dengan aplikasi inovatif berbasis teknologi.
Fintech saat ini tidak hanya menyediakan sistem pembayaran, tabungan namun juga merambah ke kredit, sehingga menuntut semua pihak termasuk pemerintah gencar melakukan pembinaan kepada para pengelola koperasi agar mampu bersaing di era perkembangan teknologi.
Patra menjelaskan saat ini di Bali ada 4.995 koperasi yang diklaim sebagian besar di antaranya sudah memanfaatkan teknologi.
Koperasi dengan aset di atas Rp500 juta diharapkan secara mandiri melakukan peningkatan kemampuan teknologi.
Kehadiran Fintech, lanjut dia, diharapkan menjadi pemicu bagi koperasi di Bali untuk lebih sadar dalam meningkatkan kemampuan.
"Kami tidak pernah berpikir kalau kehadiran `fintech` ini akan menjadi tantangan namun, menjadikan koperasi untuk belajar lebih baik untuk mengikuti perkembangan zaman," ujarnya.
Patra optimistis koperasi tidak akan tergerus oleh kehadiran Fintech karena memiliki keunggulan yakni anggota koperasi memiliki unit usahanya sendiri.
"Koperasi itu memiliki keunggulan yakni dari, oleh dan untuk anggotanya. Jadi keuntungan yang diterima koperasi tersebut nantinya juga akan diterima oleh anggota. Jadi dalam kondisi apapun koperasi akan tetap eksis," ucap Patra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Dengan perkembangan teknologi dan informasi, kami memberikan pembinaan dan sosialisasi kepada mereka untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemanfaatan teknologi," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Dewa Nyoman Patra di Denpasar, Kamis.
Menurut Patra, hal itu dilakukan mengingat Fintech menyediakan layanan keuangan yang beragam dengan aplikasi inovatif berbasis teknologi.
Fintech saat ini tidak hanya menyediakan sistem pembayaran, tabungan namun juga merambah ke kredit, sehingga menuntut semua pihak termasuk pemerintah gencar melakukan pembinaan kepada para pengelola koperasi agar mampu bersaing di era perkembangan teknologi.
Patra menjelaskan saat ini di Bali ada 4.995 koperasi yang diklaim sebagian besar di antaranya sudah memanfaatkan teknologi.
Koperasi dengan aset di atas Rp500 juta diharapkan secara mandiri melakukan peningkatan kemampuan teknologi.
Kehadiran Fintech, lanjut dia, diharapkan menjadi pemicu bagi koperasi di Bali untuk lebih sadar dalam meningkatkan kemampuan.
"Kami tidak pernah berpikir kalau kehadiran `fintech` ini akan menjadi tantangan namun, menjadikan koperasi untuk belajar lebih baik untuk mengikuti perkembangan zaman," ujarnya.
Patra optimistis koperasi tidak akan tergerus oleh kehadiran Fintech karena memiliki keunggulan yakni anggota koperasi memiliki unit usahanya sendiri.
"Koperasi itu memiliki keunggulan yakni dari, oleh dan untuk anggotanya. Jadi keuntungan yang diterima koperasi tersebut nantinya juga akan diterima oleh anggota. Jadi dalam kondisi apapun koperasi akan tetap eksis," ucap Patra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017