Negara (Antara Bali) - Lapangan Pergung, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana kembali dipenuhi sampah setelah digunakan sebagai pasar musiman Hari Raya Galungan Dan Kuningan.

Pantauan di lokasi, Selasa, lapangan yang ditata Pemkab Jembrana dengan dana yang tidak sedikit itu dipenuhi sampah di berbagai penjuru, sementara para pedagang berkemas menaikkan barang dagangan serta peralatannya ke atas truk.

Akibat pasar tersebut, beberapa bagian taman lapangan juga rusak, serta dipenuhi sampah sehingga terkesan lapangan yang berada di pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk tersebut kumuh.

Beberapa warga yang ditemui mengatakan, setelah pasar musiman tersebut berakhir Minggu (16/4), para pedagang terkesan tidak mau bertanggungjawab dengan sampah yang berserakan, demikian juga panitia penyelenggara lambat membersihkannya.

"Harusnya para pedagang ikut bertanggungjawab karena mereka mendapatkan rejeki dari pasar ini. Tapi seperti yang sudah-sudah, begitu pasar selesai mereka langsung pergi," kata salah seorang warga yang minta namanya tidak disebutkan.

Meskipun sudah menjadi tradisi setiap Hari Raya Galungan Dan Kuningan, warga sekitar berharap, ada perbaikan pengelolaan khususnya menanggulangi sampah saat pasar musiman tersebut selesai.

Panitia penyelenggara yang berusaha dicari di Lapangan Pergung untuk dikonfirmasi, tidak ada di tempat, hanya tampak beberapa pedagang menaikkan peralatannya ke dalam truk, serta pemulung yang mencari sampah botol plastik.

Saat pasar musiman sebelumnya, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengatakan, dirinya kecewa dengan pengelolaan pasar tersebut, karena terkesan tidak menghargaai upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah.

"Kami ingin lapangan itu cantik dan bersih, makanya diperbaiki dengan biaya yang tidak sedikit. Tapi hanya dalam hitungan hari, lapangan itu jadi kotor," katanya.

Ia mengaku, tidak melarang berjalannya tradisi pasar musiman setiap Hari Raya Galungan Dan Kuningan, namun seharusnya panitia penyelenggara juga memperhatikan kebersihan serta menjaga aset milik umum tersebut.

Karena geram dengan sampah yang membuat lapangan itu tampak kumuh, ia sempat mengancam, akan melarang kegiatan pasar tersebut di Lapangan Pergung.

"Untuk menata lapangan termasuk membangun fasilitasnya, pemerintah menghabiskan anggaran hingga Rp3 miliar, seharusnya panitia penyelenggara menghargai itu dengan menjaga lapangan agar tetap bersih dan tidak rusak," katanya kala itu.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017