Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menghadiri kegiatan ritual berskala besar "Karya Agung Tawur Pedanan", "Prayascita Bumi", "Ngenteg Linggih" dan "Padudusan Agung" di Pura Dalem Bintang Kuning Desa Pekraman Gentong, Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Senin.
Wagub Ketut Sudikerta mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian Pura Puseh Hita Karana, mengingat pura merupakan tempat suci bagi Umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Hyang Widhi Wasa, sehingga sudah seharusnya kesucian dan kelestarian bisa tetap terjaga.
"Saya mengajak warga semua untuk ikut menjaga kesucian dan kelestarian Pura. Kita setiap hari akan melaksanakan persembahyangan, Pura merupakan tempat kita untuk mendekatkan diri kepada Ida Hyang Widhi Wasa, jadi Pura ini harus tetap terjaga kesucian dan kelestariannya," ujar Wagub Sudikerta.
Ia pada kesempatan itu didampingi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Anak Agung Gede Geriya itu mengapresiasi semangat warga yang begitu besar untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Pura serta pelaksanaan Karya Agung seperti saat ini.
Tidak hanya itu, orang nomor dua di Bali tersebut juga mengajak Umat untuk menjalankan pengorbanan suci (yadnya) sesuai dengan kemampuan. Menurutnya, belakangan ini banyak Umat yang menjalankan Yadnya secara berlebihan agar bisa terlihat mewah.
Untuk itu, Sudikerta mengimbau Umat agar mengukur kemampuan dalam menjalankan Yadnya.
"Saya mengapresiasi semangat warga dalam pembangunan Pura ini, dengan semangat memiliki maka semua yang kita lakukan pasti akan bisa berjalan mudah. Selain itu, dalam melaksanakan Yadnya, jangan berlebihan apalagi
jor-joran. Ukur akan kemampuan kita, jangan sampai selesai melaksanakan Yadnya malah meningalkan hutang dimana-mana," ujar Wagub Sudikerta.
Kegiatan ritual Karya Agung Tawur Pedanan, Prayascita Bumi, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung telah dilaksanakan sejak 5 Februari 2017 hingga 25 April 2017 dengan upacara "Nganyarin", sedangkan Puncak Karya akan dilaksanakan pada 19 April 2017 dan hari ini (17/4) dilaksanakan upacara Taur Agung Pedanaan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Wagub Ketut Sudikerta mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian Pura Puseh Hita Karana, mengingat pura merupakan tempat suci bagi Umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Hyang Widhi Wasa, sehingga sudah seharusnya kesucian dan kelestarian bisa tetap terjaga.
"Saya mengajak warga semua untuk ikut menjaga kesucian dan kelestarian Pura. Kita setiap hari akan melaksanakan persembahyangan, Pura merupakan tempat kita untuk mendekatkan diri kepada Ida Hyang Widhi Wasa, jadi Pura ini harus tetap terjaga kesucian dan kelestariannya," ujar Wagub Sudikerta.
Ia pada kesempatan itu didampingi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Anak Agung Gede Geriya itu mengapresiasi semangat warga yang begitu besar untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Pura serta pelaksanaan Karya Agung seperti saat ini.
Tidak hanya itu, orang nomor dua di Bali tersebut juga mengajak Umat untuk menjalankan pengorbanan suci (yadnya) sesuai dengan kemampuan. Menurutnya, belakangan ini banyak Umat yang menjalankan Yadnya secara berlebihan agar bisa terlihat mewah.
Untuk itu, Sudikerta mengimbau Umat agar mengukur kemampuan dalam menjalankan Yadnya.
"Saya mengapresiasi semangat warga dalam pembangunan Pura ini, dengan semangat memiliki maka semua yang kita lakukan pasti akan bisa berjalan mudah. Selain itu, dalam melaksanakan Yadnya, jangan berlebihan apalagi
jor-joran. Ukur akan kemampuan kita, jangan sampai selesai melaksanakan Yadnya malah meningalkan hutang dimana-mana," ujar Wagub Sudikerta.
Kegiatan ritual Karya Agung Tawur Pedanan, Prayascita Bumi, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung telah dilaksanakan sejak 5 Februari 2017 hingga 25 April 2017 dengan upacara "Nganyarin", sedangkan Puncak Karya akan dilaksanakan pada 19 April 2017 dan hari ini (17/4) dilaksanakan upacara Taur Agung Pedanaan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017