Singaraja (Antara Bali) - Tokoh masyarakat asal Desa Penarukan, Kabupaten Buleleng, Bali, Dewa Nyoman Suardana mengatakan bahwa adat merupakan pondasi utama pelestarian budaya yang selama ini menjadi daya tarik utama wisatawan datang ke Pulau Dewata.

"Adat harus tetap menjadi pondasi utama pelestarian budaya di Bali. Selama ini pemerintah melupakan bahwa Indonesia dibangun dari kerajaan-kerajaan dengan adat istiadatnya," katanya di Singaraja, Bali, Minggu.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya mengapresiasi peran Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) adalah organisasi kemasyarakatan independen dengan visi untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera bagi semua Masyarakat Adat di Indonesia.

"Saya pernah duduk sebagai Ketua Aman pada periode 2017 sampai 2012. Saya merasakan betapa pentingnya peran AMAN dalam hal pelestarian eksistensi masyarakat adat di Nusantara ini," terang dia.

Suardana yang pada awalnya juga sempat menjabat sebagai Ketua AMAN wilayah Bali dan Nusantara tersebut pada periode 2002 sampai 2007 itu memaparkan, organisasi adat tersebut bekerja di tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk mewakili dan melakukan advokasi untuk isu-isu Masyarakat Adat.

"Kami beranggotakan 2.304 komunitas adat di seluruh Indonesia yang berjumlah sekitar 17 juta anggota individu. Kami menempati wilayah adat kami secara turun-temurun," terangnya.

Pria yang aktif dalam berbagai diskusi mengenai adat itu menilai masyarakat adat memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang mempertahankan keberlanjutan kehidupan mereka sebagai komunitas adat.

"Peran adat sangat penting dan pemerintah jangan sekali sekali melupakan adat. Di Bali, antara adat dan budaya sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harapan saya para pemangku kebijakan tetap fokus pada pelestariannya," papar dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017