Tabanan (Antara Bali) - Ratusan petugas keamanan adat (Pecalang) mengamankan jalannya Festival Ogoh-Ogoh (boneka raksasa berwujud menyeramkan) di Lapangan Umum Desa Beraban, Tabanan, Bali, di dekat Objek Wisata Tanah Lot, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan wisatawan.
"Petugas keamanan adat ini dengan kekuatan penuh dibantu aparat kepolisan," kata Ketua Pecalang (Petugas Pengamanan Desa Adat) Desa Pakraman Beraban, Wayan Sukir, di Tabanan, Senin.
Untuk data, jumlah petugas yang disiagakan dalam pengamanan festival ini yakni sebanyak 45 orang pecalang dibantu petugas keamanan rakyat (Kamra) Desa sebanyak 31 orang.
Dalam pengamanan ini juga dibantu Babinsa, Babin Polda Bali, petugas pos pengamanan Tanah Lot dan dari patroli kepolisian Polsek Kediri dengan jumlah kurang lebih 40 orang.
Wayan Sukir menegaskan bahwa Desa Beraban yang terdiri dari 15 Banjar Adat itu, memiliki pecalang di masing-masing banjar sebanyak tiga orang sehingga total keseluruhan menjadi 45 orang.
"Saya mengharapkan kepada pemuda-pemudi yang memeriahkan Festival Ogoh-Ogoh ini dapat menumbuhkan dan melestarikan Budaya Bali dan ikut menjaga jalannya keamanan parade boneka raksasa itu," ujarnya.
Pihaknya memohon, dalam parade ogoh-ogoh di seputaran Jalan Utama menuju Objek Wisata Tanah Lot, nanti dapat berlangsung dengan tertib dan tetap mengutamakan keselamatan diri masing-masing.
Ia menegaskan, para pemuda yang mengarak ogoh-ogoh dalam festival tersebut dilarang minum minuman keras, membawa senjata tajam, dan membawa petasan.
"Hal ini dilakukan agar jalannya parade ogoh-ogoh nanti dapat berlangsung dengan aman, tanpa adanya perkelahian antar-pemuda," katanya.
Pihaknya juga mengimbau kepada wisatawan dan masyarakat yang menyaksikan parade ogoh-ogoh ini agar menyaksikan festival ogoh-ogoh ini dengan rapi saat duduk di pinggir jalan, sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas.
"Mari kita jaga keamanan ini bersama-sama agar mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan saat parade ogoh-ogoh ini berlangsung," ujar Wayan Sukir. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Petugas keamanan adat ini dengan kekuatan penuh dibantu aparat kepolisan," kata Ketua Pecalang (Petugas Pengamanan Desa Adat) Desa Pakraman Beraban, Wayan Sukir, di Tabanan, Senin.
Untuk data, jumlah petugas yang disiagakan dalam pengamanan festival ini yakni sebanyak 45 orang pecalang dibantu petugas keamanan rakyat (Kamra) Desa sebanyak 31 orang.
Dalam pengamanan ini juga dibantu Babinsa, Babin Polda Bali, petugas pos pengamanan Tanah Lot dan dari patroli kepolisian Polsek Kediri dengan jumlah kurang lebih 40 orang.
Wayan Sukir menegaskan bahwa Desa Beraban yang terdiri dari 15 Banjar Adat itu, memiliki pecalang di masing-masing banjar sebanyak tiga orang sehingga total keseluruhan menjadi 45 orang.
"Saya mengharapkan kepada pemuda-pemudi yang memeriahkan Festival Ogoh-Ogoh ini dapat menumbuhkan dan melestarikan Budaya Bali dan ikut menjaga jalannya keamanan parade boneka raksasa itu," ujarnya.
Pihaknya memohon, dalam parade ogoh-ogoh di seputaran Jalan Utama menuju Objek Wisata Tanah Lot, nanti dapat berlangsung dengan tertib dan tetap mengutamakan keselamatan diri masing-masing.
Ia menegaskan, para pemuda yang mengarak ogoh-ogoh dalam festival tersebut dilarang minum minuman keras, membawa senjata tajam, dan membawa petasan.
"Hal ini dilakukan agar jalannya parade ogoh-ogoh nanti dapat berlangsung dengan aman, tanpa adanya perkelahian antar-pemuda," katanya.
Pihaknya juga mengimbau kepada wisatawan dan masyarakat yang menyaksikan parade ogoh-ogoh ini agar menyaksikan festival ogoh-ogoh ini dengan rapi saat duduk di pinggir jalan, sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas.
"Mari kita jaga keamanan ini bersama-sama agar mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan saat parade ogoh-ogoh ini berlangsung," ujar Wayan Sukir. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017