Gianyar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Kabupaten Gianyar, Bali, I Wayan Kujus Pawitra, memberi penghargaan kepada sekaa truna yang membuat ogoh-ogoh (boneka) berbahan alami dan sampah daur ulang dalam menyambut malam "Pengrupukan" Hari Suci Nyepi tahun Baru Saka 1939.

"Penghargaan itu sebagai bentuk apresiasi Pemkab Gianyar kepada 16 sekaa teruna yang mampu menghasilkan karya seni yang inovatif," katanya di Gianyar, Rabu.

Ia mengatakan, generasi muda yang terhimpun dalam wadah sekaa truna dalam membuat ogoh-ogoh itu menggunakan bahan alami dan daur ulang.

Dengan cara itu, mereka memiliki kesadaran terhadap upaya pelestarian lingkungan sekitarnya.

Sekaa truna di wilayah Kabupaten Gianyar pada malam penggrupukan Senin (27/3) akan mengarak sekitar 3.150 ogoh-ogoh.

Di delapan kabupaten dan satu kota di Bali berdasarkan catatan Polda Bali akan diarak sebanyak 7.079 ogoh-ogoh dalam lingkungan desa adat masing-masing.

Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh tersebut diamankan anggota Polri sebanyak 5.626 orang dan petugas keamanan desa adat (pecalang) 22.291 orang.

I Wayan Kujus Pawitra menambahkan, penghargaan yang diberikan tersebut kemungkinan bertambah, karena pihaknya masih melakukan verifikasi hingga hari pangrupukan (Senin, 27/3).

"Jika ada laporan kami segera lakulan verifikasi dengan mendatangi langsung ke lapangan. Jika benar ogoh-ogoh yang dibuat mengunakan bahan alami atau bahan-bahan daur ulang, mereka juga akan kami beri penghargaan," ujar Kujus.

Ia merasa bangga dengan sekaa truna yang telah membuat ogoh-ogoh dari bahan alami dan bahan sampah daur ulang.

Mereka telah memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan yang tinggi dan diharapkan semua anggota sekaa truna mampu meningkatkan perhatian dan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan.

Selain itu, pihaknya mengapresiasi atas kesadaran yang muncul dari dalam diri generasi muda, karena walau tanpa sosialisasi justru banyak di antara mereka yang telah melaksanakan budaya kesadaran lingkungan yang baik.

Ke depan, mereka diharapkan lebih banyak membuat ogoh-ogoh dari bahan alami.

Untuk itu, pada Hari Nyepi yang akan datang, pihaknya akan merancang program khususnya terkait membangun kesadaran kelestarian lingkungan bagi generasi muda.

Dengan demikian, hari raya Nyepi dapat menjadi momentum membangun kesadaran kelestarian lingkungan dan menghindari pencemaran lingkungan.

Terkait penghargaan dalam acara itu, pihaknya hanya memberi piagam. Hal itu sebagai apresiasi terhadap kreativitas generasi muda.

"Walau hanya sebuah piagam, pihaknya yakin akan memberikan imbas bagi kesadaran sekaa truna. Penghargaan tak mesti bentuknya uang. Seorang seniman biasanya materi bukan ukuran. Apresiasi mungkin lebih penting," katanya.

Kabupaten Gianyar sebagai daerah "gudang seni" di Bali setiap hari memproduksi sampah 1.500 ton, bahkan pada hari raya itu jumlah produksinya bisa berlipat.

Ke-16 sekaa truna yang mendapat penghargaan tersebut antara lain Sekaa Truna Satya Laksana Banjar Perang, Desa Sidan, Gianyar, Sekaa Truna Dharma Prasada, Banjar Kutri, Desa Buruan, Blahbatuh, Sekaa TrunaSekar Jaya, Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Gianyar.

Dalam acara itu, Ketua Panitia Ogoh-ogoh Sekaa Truna Dharma Persada, Banjar Kutri, Desa Buruan, yakni Putu Eka Putra, mengatakan berterima kasih atas penghargaan yang diberikan pemerintah.

Hal itu akan mendorong anggota Sekaa Truna Dharma Persada untuk lebih komitmen membudayakan kesadaran kelestarian lingkungan, terutama dalam pembuatan ogoh-ogoh untuk menyambut hari raya Nyepi.

Selain itu pemberian penghargaan akan menginspirasi sekaa truna banjar lain untuk membuat ogoh-ogoh dengan bahan alami di masa mendatang. "Ini sangat baik untuk menekan jumlah sampah anorganik yang bisa mencemari lingkungan," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017