Jakarta (Antara Bali) - PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk menerbitkan sertifikat deposito berjangka pendek (Negotiable Certificate of Deposit/NCD) senilai Rp2,7 triliun untuk menjamin pasokan likuiditas dan rencana ekspansi bisnis perseroan di 2017.

BNI menerbitkan NCD berdenominasi rupiah tanpa warkat (scripless) 2017 sebesar Rp 2,7 trilliun dengan arranger BNI Securities, BCA Sekuritas, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas, menurut Sekretaris BNI Kiryanto melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa.

Kiryanto menjelaskan realisasi NCD yang dibukukan pada tanggal 10 Maret 2017 itu adalah pertama, NCD tenor 370 hari kalender sebesar Rp2,195 trilliun dengan tingkat diskonto 7,55 persen.

Kedua, tenor 18 bulan sebesar Rp350 miliar dengan tingkat diskonto 7,90 persen. Ketiga, sebesar Rp150 miliar bertenor 24 bulan dengan tingkat diskonto 8,05 persen. Ketiga, dengan tenor 36 bulan sebesar Rp5 miliar, dengan tingkat diskonto 8,35 persen.

"Dampak kejadian untuk tersedianya likuiditas yang mendukung kebutuhan aliran dana rupiah dan ekspansi bisnis BNI," kata Kiryanto.

Sebelumnya, pada awal tahun, Direktur Treasuri dan Internasional BNI Panji Irawan mengatakan pada 2017 BNI akan mencari tambahan pendanaan melalui berbagai instrumen utang dan pinjaman bilateral, dengan total nilai sekitar Rp10 triliun.

Instrumen utang itu antara lain obligasi Rp 5 triliun dan NCD di kisaran Rp 3 triliun, dan Rp 2 triliun lain dalam bentuk instrumen lain. Tambahan pendanaan itu untuk ekspansi bisnis perseroan dan kebutuhan likuiditas untuk mengakselerasi kredit.

Pada 2017, BNI menargetkan kredit tumbuh 15-17 persen, setelah pada 2016 kredit BNI tumbuh 20,6 persen menjadi Rp393,2 triliun. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017