Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali akan mengintensifkan promosi pariwisata ke Arab Saudi untuk menindaklanjuti kunjungan Raja Salman Bin Abdulaziz Al-Saud ke Pulau Dewata.
"Logikanya kalau rajanya datang, rakyatnya juga akan datang berkunjung. Terlebih, keluarga kerajaan sangat menikmati plesiran mereka ke Pulau Dewata," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Bali Cokorda Bagus Pemayun saat berorasi dalam Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, kunjungan Raja Arab Saudi tersebut tentu membawa angin segar bagi sektor pariwisata Bali, di tengah kondisi latar belakang kultur dan pasar pariwisata Bali yang selama ini agak kesulitan menarik wisatawan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Namun, lanjut dia, kedatangan Raja Salman mengubah persepsi tersebut dan merupakan peluang emas bagi Bali untuk lebih serius menggarap pasar Arab Saudi.
Apalagi keluarga kerajaan sangat menikmati liburan mereka. Bahkan Raja Salman beserta keluarga memutuskan untuk memperpanjang liburannya di Bali. "Itu menandakan bahwa Raja Salman beserta keluarga merasa nyaman menikmati liburan di sini," ujarnya.
Cok Pemayun meyakini, kunjungan Raja Salman merupakan promosi gratis dan mampu mendongkrak citra pariwisata Bali di mata dunia internasional, khususnya negara-negara kawasan Timur Tengah.
Dia mengemukakan, wisatawan Arab Saudi merupakan pangsa pasar potensial bagi pariwisata Bali. Wisatawan Arab memiliki daya beli cukup tinggi yaitu rata-rata mencapai 1.800 dolar AS.
Daya beli wisatawan ini lebih tinggi dari rata-rata wisatawan dunia yang dicatat UNWTO yaitu sebesar 1.200 dolar AS.
Selain dikenal dengan daya belinya yang tinggi, periode tinggal saat berwisata juga paling lama yaitu mencapai 10,08 hari.
"Mereka biasanya berlibur saat musim Haji dan musim panas," ujarnya sembari mengatakan peluang inilah yang akan lebih serius digarap Pemprov Bali.
Cok Pemayun menambahkan jumlah kunjungan Wisatawan Arab Saudi ke Bali mengalami peningkatan cukup signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir yakni peningkatannya rata-rata 38,37 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Logikanya kalau rajanya datang, rakyatnya juga akan datang berkunjung. Terlebih, keluarga kerajaan sangat menikmati plesiran mereka ke Pulau Dewata," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Bali Cokorda Bagus Pemayun saat berorasi dalam Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, kunjungan Raja Arab Saudi tersebut tentu membawa angin segar bagi sektor pariwisata Bali, di tengah kondisi latar belakang kultur dan pasar pariwisata Bali yang selama ini agak kesulitan menarik wisatawan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Namun, lanjut dia, kedatangan Raja Salman mengubah persepsi tersebut dan merupakan peluang emas bagi Bali untuk lebih serius menggarap pasar Arab Saudi.
Apalagi keluarga kerajaan sangat menikmati liburan mereka. Bahkan Raja Salman beserta keluarga memutuskan untuk memperpanjang liburannya di Bali. "Itu menandakan bahwa Raja Salman beserta keluarga merasa nyaman menikmati liburan di sini," ujarnya.
Cok Pemayun meyakini, kunjungan Raja Salman merupakan promosi gratis dan mampu mendongkrak citra pariwisata Bali di mata dunia internasional, khususnya negara-negara kawasan Timur Tengah.
Dia mengemukakan, wisatawan Arab Saudi merupakan pangsa pasar potensial bagi pariwisata Bali. Wisatawan Arab memiliki daya beli cukup tinggi yaitu rata-rata mencapai 1.800 dolar AS.
Daya beli wisatawan ini lebih tinggi dari rata-rata wisatawan dunia yang dicatat UNWTO yaitu sebesar 1.200 dolar AS.
Selain dikenal dengan daya belinya yang tinggi, periode tinggal saat berwisata juga paling lama yaitu mencapai 10,08 hari.
"Mereka biasanya berlibur saat musim Haji dan musim panas," ujarnya sembari mengatakan peluang inilah yang akan lebih serius digarap Pemprov Bali.
Cok Pemayun menambahkan jumlah kunjungan Wisatawan Arab Saudi ke Bali mengalami peningkatan cukup signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir yakni peningkatannya rata-rata 38,37 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017