Denpasar (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali mengatakan hingga saat ini belum ada pangkalan elpiji yang dibangun di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, sehingga hal itu menjadi penyebab tingginya harga elpiji di daerah tersebut.
Wakil Ketua TPID Bali/Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Senin, mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memfasilitasi pihak-pihak terkait untuk mencari solusi agar harga elpiji di pulau tersebut tidak mahal.
"Kami akan fasilitasi Pertamina dengan Pemda Klungkung untuk membahas hal itu, harus ketemu `gap` (rintangan) dan solusinya," katanya usai rapat bersama TPID kabupaten/kota di Bali membahas pengendalian inflasi menjelang Hari Raya Nyepi, Galungan dan Kuningan di gedung BI di Denpasar.
Harga elpiji dan ketersediaan pasokan itu menjadi salah satu pembahasan dalam rapat TPID bersama instansi lainnya tersebut agar inflasi terjaga menjelang hari besar keagamaan.
Sementara itu Area Manager Communication and Relation Pertamina Wilayah Pemasaran V Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Heppy Wulansari dikonfirmasi terpisah mengungkapkan bahwa pihaknya kesulitan membangun pangkalan di daerah kepulauan termasuk Pulau Nusa Penida.
Heppy menjelaskan biaya distribusi elpiji ke kepulauan tidak diatur oleh regulasi.
Sedangkan harga yang berlaku di pangkalan, lanjut dia, harus dengan harga eceran tertinggi atau HET.
"Sementara distribusi ke sana (pulau) tidak bisa harga HET karena biaya distribusinya cukup tinggi dan tidak disubsidi pemerintah," ucap Heppy.
Saat ini di Nusa Penida hanya ada pengecer yang tentunya bukan merupakan kewenangan Pertamina sehingga harganya bisa melebihi harga HET bahkan melebihi harga pengecer di Bali daratan.
HET elpiji ukuran tiga Kg di Bali mencapai Rp14.500 per tabung yang dapat dibeli di agen atau pangkalan resmi dan SPBU .
Sedangkan harga elpiji berukuran melon itu di tingkat pengecer mencapai bervariasi mulai Rp18 ribu hingga Rp19 ribu per tabung.
Beberapa waktu lalu harga elpiji subsidi itu di Nusa Penida bahkan sempat menyentuh Rp30 ribu per tabung.
Saat ini total pangkalan elpiji di Bali mencapai sekitar 2.208 pangkalan.
Pertamina menyebutkan total konsumsi elpiji tiga Kg di Bali mencapai sekitar 168.361 metrik ton tahun 2016 atau melonjak sekitar delapan persen dibandingkan tahun 2015.
Pasokan elpiji subsidi di Bali, lanjut Heppy, bahkan telah ditambah sebesar empat persen dari total konsumsi tersebut. (Dwa)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Wakil Ketua TPID Bali/Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Senin, mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memfasilitasi pihak-pihak terkait untuk mencari solusi agar harga elpiji di pulau tersebut tidak mahal.
"Kami akan fasilitasi Pertamina dengan Pemda Klungkung untuk membahas hal itu, harus ketemu `gap` (rintangan) dan solusinya," katanya usai rapat bersama TPID kabupaten/kota di Bali membahas pengendalian inflasi menjelang Hari Raya Nyepi, Galungan dan Kuningan di gedung BI di Denpasar.
Harga elpiji dan ketersediaan pasokan itu menjadi salah satu pembahasan dalam rapat TPID bersama instansi lainnya tersebut agar inflasi terjaga menjelang hari besar keagamaan.
Sementara itu Area Manager Communication and Relation Pertamina Wilayah Pemasaran V Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Heppy Wulansari dikonfirmasi terpisah mengungkapkan bahwa pihaknya kesulitan membangun pangkalan di daerah kepulauan termasuk Pulau Nusa Penida.
Heppy menjelaskan biaya distribusi elpiji ke kepulauan tidak diatur oleh regulasi.
Sedangkan harga yang berlaku di pangkalan, lanjut dia, harus dengan harga eceran tertinggi atau HET.
"Sementara distribusi ke sana (pulau) tidak bisa harga HET karena biaya distribusinya cukup tinggi dan tidak disubsidi pemerintah," ucap Heppy.
Saat ini di Nusa Penida hanya ada pengecer yang tentunya bukan merupakan kewenangan Pertamina sehingga harganya bisa melebihi harga HET bahkan melebihi harga pengecer di Bali daratan.
HET elpiji ukuran tiga Kg di Bali mencapai Rp14.500 per tabung yang dapat dibeli di agen atau pangkalan resmi dan SPBU .
Sedangkan harga elpiji berukuran melon itu di tingkat pengecer mencapai bervariasi mulai Rp18 ribu hingga Rp19 ribu per tabung.
Beberapa waktu lalu harga elpiji subsidi itu di Nusa Penida bahkan sempat menyentuh Rp30 ribu per tabung.
Saat ini total pangkalan elpiji di Bali mencapai sekitar 2.208 pangkalan.
Pertamina menyebutkan total konsumsi elpiji tiga Kg di Bali mencapai sekitar 168.361 metrik ton tahun 2016 atau melonjak sekitar delapan persen dibandingkan tahun 2015.
Pasokan elpiji subsidi di Bali, lanjut Heppy, bahkan telah ditambah sebesar empat persen dari total konsumsi tersebut. (Dwa)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017