Mangupura@ (Antara Bali) - Dinas Perikanan Kabupaten Badung, Bali mengimbau nelayan di daerah itu agar menyimpan sebagian ikan hasil tangkapannya di ruang pendingin (cold storage) saat musim panen raya.
"Solusi ini dimaksudkan agar saat cuaca yang tidak menentu untuk melaut, nelayan masih memiliki simpanan (saving) ikan sebagai penghasilan saat tidak dapat melaut," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung, Bali, I Made Badra di Mangupura, Minggu.
Ia mengatakan, saat musim panen raya berlangsung kecenderungan harga ikan sangat murah. Namun, apabila nelayan mau menyimpan sebagian ikannya di ruang pendingin diharapkan dapat menjaga ketersediaan stok ikan saat musim paceklik.
Badra menilai efektivitas kegiatan nelayan untuk melaut selama delapan bulan dalam satu tahun, karena cuaca yang kurang bersahabat untuk melaut.
Dengan menyimpan sebagian ikan hasil tangkapannya di ruang pendingin, maka akan menjaga tingkat kesegaran ikan tersebut. "Ikan yang disimpan di ruang pendingin dengan baik, saya yakin masih memiliki nilai jual yang tinggi saat dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)," katanya.
Selain itu, pemerintah mendorong optimalisasi keberadaan koperasi nelayan agar dapat menyangga kestabilan harga ikan dan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di daerah itu.
"Hal ini dilakukan untuk memproteksi apabila adanya oknum tengkulak yang membeli ikan nelayan dengan harga murah," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah setempat juga siap memfasilitasi koperasi dalam upaya penentuan harga standar ikan sehingga tidak merugikan nelayan, dan masyarakat pesisir lebih diuntungkan.
"Memang tidak menutup kemungkinan akan adanya persaingan harga ikan yang dijual nelayan, namun saya mengharapkan agar tetap bersaing secara sehat," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Badung juga mendorong nelayan untuk mengembangkan budidaya perikanan kerambah agar menambah penghasilan selain mencari ikan di tengah laut.
Selain budidaya perikanan kerambah, saat kondisi cuaca yang tidak mendukung untuk melaut Dinas Perikanan juga melakukan upaya mendorong nelayan untuk membudidayakan ikan di darat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Solusi ini dimaksudkan agar saat cuaca yang tidak menentu untuk melaut, nelayan masih memiliki simpanan (saving) ikan sebagai penghasilan saat tidak dapat melaut," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung, Bali, I Made Badra di Mangupura, Minggu.
Ia mengatakan, saat musim panen raya berlangsung kecenderungan harga ikan sangat murah. Namun, apabila nelayan mau menyimpan sebagian ikannya di ruang pendingin diharapkan dapat menjaga ketersediaan stok ikan saat musim paceklik.
Badra menilai efektivitas kegiatan nelayan untuk melaut selama delapan bulan dalam satu tahun, karena cuaca yang kurang bersahabat untuk melaut.
Dengan menyimpan sebagian ikan hasil tangkapannya di ruang pendingin, maka akan menjaga tingkat kesegaran ikan tersebut. "Ikan yang disimpan di ruang pendingin dengan baik, saya yakin masih memiliki nilai jual yang tinggi saat dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)," katanya.
Selain itu, pemerintah mendorong optimalisasi keberadaan koperasi nelayan agar dapat menyangga kestabilan harga ikan dan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di daerah itu.
"Hal ini dilakukan untuk memproteksi apabila adanya oknum tengkulak yang membeli ikan nelayan dengan harga murah," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah setempat juga siap memfasilitasi koperasi dalam upaya penentuan harga standar ikan sehingga tidak merugikan nelayan, dan masyarakat pesisir lebih diuntungkan.
"Memang tidak menutup kemungkinan akan adanya persaingan harga ikan yang dijual nelayan, namun saya mengharapkan agar tetap bersaing secara sehat," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Badung juga mendorong nelayan untuk mengembangkan budidaya perikanan kerambah agar menambah penghasilan selain mencari ikan di tengah laut.
Selain budidaya perikanan kerambah, saat kondisi cuaca yang tidak mendukung untuk melaut Dinas Perikanan juga melakukan upaya mendorong nelayan untuk membudidayakan ikan di darat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017