Bangli (Antara Bali) – Biaya pembelian solar untuk mesin PDAM Bangli naik hingga 100 persen lebih dari Rp90 juta menjadi Rp187.200.000 setiap bulan setelah ada ketentuan dari Kementerian ESDM mengenai penggunaan BBM nonsubsidi.
    
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan PDAM Kabupaten Bangli Gede Juliartawan Baskara di Bangli, Senin menjelaskan, setiap bulan dibutuhkan rata-rata 20 ribu liter solar dengan harga subsidi Rp4.500 per liter.
    
"Tapi saat harus menggunakan solar nonsubsidi harga per liternya menjadi Rp9.360. Dengan demikian, jika sebelumnya pengeluaran untuk solar setiap bulan hanya Rp90 juta, sekarang menjadi Rp187.200.000," katanya.
    
Ia mengatakan, jika membeli solar nonsubsidi bisa dilakukan di SPBU terdekat, namun saat ini harus dibeli langsung di Depo Pertamina di daerah Manggis, Kabupaten Karangasem.
    
"Karena mesti menggunakan BBM jenis solar nonsubsidi itu, biaya naik sangat signifikan sekali, dan biaya itu mesti ditanggung oleh perusahan daerah," katanya.
    
Selain harganya mahal, katanya, pihaknya juga harus membayar biaya angkut BBM dari Manggis ke Bangli.
    
Untuk membicarakan hal tersebut, katanya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli, terutama mengenai rencana kenaikan tarif air PDAM bagi para pelanggannya. 
    
"Selain tarif dinaikkan, upaya lain yang akan kami lakukan adalah mengubah sistem mesin yang sebelumnya digerakkan dengan bahan bakar solar menjadi menggunakan listrik," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011