Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo membuka Raker Kesehatan Nasional 2017 dengan membahas upaya perbaikan kesehatan masyarakat untuk meraih Indonesia Emas pada 2045.

"Jangan sampai masih ada yang namanya gizi buruk. Mudah-mudahan tidak ada. Ini yang harus kita selesaikan," kata Presiden dalam sambutannya saat peresmian Pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2017 dan Peluncuran Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) serta Pembangunan 124 Puskesmas Perbatasan di Hotel Bidakara, Jakarta pada Selasa.

Menurut Presiden, sejumlah kementerian/lembaga terkait kesehatan perlu fokus dan sinergi dalam menangani masalah gizi buruk dan peningkatan kesehatan.

Jokowi menjelaskan Indonesia akan meraih bonus demografi pada 2025-2030, di mana jumlah usia produktif meningkat pesat dan dapat menjadi modal pembangunan Tanah Air kedepan.

Kepala Negara mengatakan agar Indonesia dapat bersinergi baik di pusat maupun daerah untuk memanfaatkan bonus demografi tersebut.

"Problem-problem kita, angka kematian, angka orang miskin, penyakit yang masih kita lihat belakangan ini, demam berdarah dan TBC, itu harus diselesaikan kalau kita mau berkompetisi," tegas Presiden.

Jokowi menjelaskan alokasi anggaran untuk sektor kesehatan yaitu sebesar 5 persen dari APBN atau berjumlah sekitar Rp104 triliun.

"Tugas kita mengantar anak-anak menuju kepada Indonesia maju 2045. Jadi artinya, tenaga kesehatan harus aktif mendatangi masyarakat, jangan menunggu di Puskesmas, menunggu orang sakit. Datangi mereka, gencarkan. Beritahukan mana yang benar, yang tidak benar. Mana yang harus dilakukan, dan tidak boleh dilakukan," tambah Presiden.

Raker tersebut melibatkan 1.787 peserta dari berbagai lintas sektor baik di tingkat pusat maupun daerah.

Pertemuan itu mengangkat tema "Sinergi Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaan Pendekatan Keluarga untuk Mewujudkan Indonesia Sehat" yang dilaksanakan sejak 26 Februari 2017 hingga 1 Maret 2017.

Dalam rakernas juga diresmikan program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) dan Pencanangan pembangunan 124 Puskesmas di perbatasan.

Selain itu, Kemenkes juga mempromosikan program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) yang tidak hanya dilakukan oleh jajaran kesehatan, namun juga lintas sektor dan dilakukan oleh seluruh komponen bangsa.

Program Germas difokuskan kepada tiga kegiatan yaitu aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Bayu Prasetyo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017