Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir naik pada Senin (Selasa pagi WIB), karena
ketidakpastian menjelang pidato Presiden Donald Trump di hadapan Kongres
pada Selasa (28/2) membantu meningkatkan permintaan logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 0,5 dolar AS atau 0,04 persen, menjadi menetap di 1.258,80 dolar AS per ounce.
Logam mulia mendapat dukungan karena para pedagang sedang bersiap untuk volatilitas pasar menjelang pidato Presiden AS Donald Trump di hadapan Kongres AS pada Selasa (28/2) waktu setempat, sehingga mendorong permintaan terhadap aset-aset "safe haven" seperti emas.
Indeks dolar AS turun 0,15 persen menjadi 101,11 pada pukul 19.10 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas diberi dukungan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pesanan barang tahan lama meningkat 1,8 persen selama Januari, persis sesuai dengan harapan para investor.
Analis mencatat pelemahan dalam barang-barang yang mengecualikan transportasi, karena penguatan dalam manufaktur pesawat terbang secara tidak wajar menopang ukuran barang-barang tahan lama. Para analis yang sama mencatat penurunan 0,4 dalam barang modal inti, yang memberi dukungan kepada emas.
Para pelaku pasar juga mengamati kemungkinan untuk kenaikan suku bunga Fed sebelum pidato Trump yang dijadwalkan pada Selasa (28/2) waktu setempat, untuk referensi setidaknya dalam seminggu ini. Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 ke 1,00 paling cepat selama pertemuan FOMC Mei.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat untuk menaikkan suku bunga adalah 35 persen pada pertemuan Maret dan 55 persen untuk pertemuan Mei.
Perak untuk pengiriman Mei naik 1,1 sen, atau 0,06 persen, menjadi ditutup pada 18,417 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 10,2 dolar AS, atau 0,99 persen, menjadi ditutup pada 1.038,90 dolar AS per ounce. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 0,5 dolar AS atau 0,04 persen, menjadi menetap di 1.258,80 dolar AS per ounce.
Logam mulia mendapat dukungan karena para pedagang sedang bersiap untuk volatilitas pasar menjelang pidato Presiden AS Donald Trump di hadapan Kongres AS pada Selasa (28/2) waktu setempat, sehingga mendorong permintaan terhadap aset-aset "safe haven" seperti emas.
Indeks dolar AS turun 0,15 persen menjadi 101,11 pada pukul 19.10 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas diberi dukungan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pesanan barang tahan lama meningkat 1,8 persen selama Januari, persis sesuai dengan harapan para investor.
Analis mencatat pelemahan dalam barang-barang yang mengecualikan transportasi, karena penguatan dalam manufaktur pesawat terbang secara tidak wajar menopang ukuran barang-barang tahan lama. Para analis yang sama mencatat penurunan 0,4 dalam barang modal inti, yang memberi dukungan kepada emas.
Para pelaku pasar juga mengamati kemungkinan untuk kenaikan suku bunga Fed sebelum pidato Trump yang dijadwalkan pada Selasa (28/2) waktu setempat, untuk referensi setidaknya dalam seminggu ini. Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 ke 1,00 paling cepat selama pertemuan FOMC Mei.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat untuk menaikkan suku bunga adalah 35 persen pada pertemuan Maret dan 55 persen untuk pertemuan Mei.
Perak untuk pengiriman Mei naik 1,1 sen, atau 0,06 persen, menjadi ditutup pada 18,417 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 10,2 dolar AS, atau 0,99 persen, menjadi ditutup pada 1.038,90 dolar AS per ounce. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017