Singaraja (Antara Bali) - Para nelayan di pesisir Kota Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali mengharapkan pemerintah di daerah ini memberikan bantuan alat tangkap ikan yang lebih memadai, sehingga nelayan kecil dapat meningkatkan hasil tangkapan.
"Kami berharap mendapatkan bantuan alat tangkap yang lebih baik dari sekarang, karena saat ini alat tangkap yang kami miliki masih sederhana," kata Nengah Restiada, salah seorang nelayan di daerah itu, Minggu.
Ia mengatakan, beberapa jenis alat tangkap ikan yang sangat dibutuhkan sebagian besar kalangan nelayan kecil di daerah itu, seperti jaring, pancing, dan juga penunjang alat keselamatan.
Menurut dia, saat ini pada beberapa wilayah laut di daerah itu keberadaan ikan mulai berkurang, sehingga diperlukan alat tangkap yang lebih memadai, lebih kuat, dan modern.
Akibat alat masih sederhana, kata Restiada, mengakibatkan hasil tangkapan tidak maksimal. "Hal itu menyebabkan tangkapan kurang maksimal, sehingga pendapatan menurun," ujarnya pula.
Dia menyatakan, pada hari biasa dirinya mendapatkan penghasilan bersih rata-rata Rp1 juta hingga Rp1,5 juta setiap bulan. "Tangkapan naik jika pada musim tertentu ikan banyak dan cuaca mendukung," kata dia.
Namun sebaliknya, apabila cuaca sedang tidak bersahabat, nelayan tidak mendapatkan penghasilan sepeser pun karena takut melaut dengan kondisi gelombang tinggi.
Kondisi demikian, kata dia, pihaknya kadang kala "nyambi" pekerjaan sebagai buruh bangunan atau buruh serabutan untuk menyambung hidup bersama keluarga.
"Kadangkala harus cari pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang makan," katanya lagi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami berharap mendapatkan bantuan alat tangkap yang lebih baik dari sekarang, karena saat ini alat tangkap yang kami miliki masih sederhana," kata Nengah Restiada, salah seorang nelayan di daerah itu, Minggu.
Ia mengatakan, beberapa jenis alat tangkap ikan yang sangat dibutuhkan sebagian besar kalangan nelayan kecil di daerah itu, seperti jaring, pancing, dan juga penunjang alat keselamatan.
Menurut dia, saat ini pada beberapa wilayah laut di daerah itu keberadaan ikan mulai berkurang, sehingga diperlukan alat tangkap yang lebih memadai, lebih kuat, dan modern.
Akibat alat masih sederhana, kata Restiada, mengakibatkan hasil tangkapan tidak maksimal. "Hal itu menyebabkan tangkapan kurang maksimal, sehingga pendapatan menurun," ujarnya pula.
Dia menyatakan, pada hari biasa dirinya mendapatkan penghasilan bersih rata-rata Rp1 juta hingga Rp1,5 juta setiap bulan. "Tangkapan naik jika pada musim tertentu ikan banyak dan cuaca mendukung," kata dia.
Namun sebaliknya, apabila cuaca sedang tidak bersahabat, nelayan tidak mendapatkan penghasilan sepeser pun karena takut melaut dengan kondisi gelombang tinggi.
Kondisi demikian, kata dia, pihaknya kadang kala "nyambi" pekerjaan sebagai buruh bangunan atau buruh serabutan untuk menyambung hidup bersama keluarga.
"Kadangkala harus cari pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang makan," katanya lagi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017