Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar mendukung pelestarian nilai-nilai luhur budaya yang tertuang dalam ajaran agama Hindu yang dilakukan oleh generasi muda.
Sekretaris Daerah Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara pada pembukaan seminar "Agama dan Budaya di dalam menjaga Taksu Bali" itu di Denpasar, Sabtu, mengatakan dalam pelestarian kebudayaan tersebut peran generasi sangat penting, karena mereka akan melanjutkan budaya dan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupannya.
Ia mengatakan agama dan budaya merupakan dasar dari sebuah visi Kota Denpasar, yakni "Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan menuju Keharmonisan".
Dengan kata lain, kata Rai Iswara, Denpasar kreatif adalah Denpasar kota yang hidup, yang mana kota hidup merupakan kesadaran dinamis terhadap tiga daya, yakni sumberdaya alam untuk menggugah inovasi struktur, sumberdaya manusia untuk menggugah dinamika kultur dan sumberdaya spiritual untuk menggugah kreasi.
Menurut dia, untuk menciptakan Denpasar kota kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan, dijalankan strategi pembangunan "Padmaksara" yakni langkah baru Dharma Negara. Dengan maksud "Padmaksara" ini sebagai langkah baru dalam pembangunan Kota Denpasar menuju dimensi kehidupan, baik dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi pembangunan.
Untuk itu salah satu kebijakan dasar pembangunan Kota Denpasar yakni pada penguatan pembangunan agama, adat, tradisi, seni dan budaya untuk membentuk jati diri, harkat dan martabat masyarakat Denpasar.
"Untuk itu saya bangga dan mendukung sekali kegiatan seminar dan budaya yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Kota Perhimpunan Pemuda Hindu (DPK Peradah-Indonesia) Denpasar ini, semoga ke depannya generasi penerus bisa melestarikan nilai-nilai agama Hindu dan warisan budaya Bali yang kita miliki," katanya.
Sementara Ketua DPK Peradah Denpasar Dr. Ida Bagus Subrahmaniam Satya mengatakan acara seminar agama dan budaya ini merupakan salah satu program kerja dari DPK Peradah Indonesia Denpasar, dimana pada tahun 2016, Peradah juga sudah mengadakan seminar pendidikan, khususnya pendidikan agama Hindu untuk anak-anak sekolah.
Ia mengatakan tahun 2017 Peradah mengadakan seminar khusus pada ilmu agama dan budaya, terutama pada ilmu kebatinan. Karena ilmu kebatinan merupakan ilmu adiluhung diwariskan oleh para leluhur Bali terdahulu.
Untuk itu sudah seharusnya sebagai generasi muda harus melestarikannya, agar salah satu warisan budaya ini tidak punah termakan zaman. Sebab kharisma (taksu) Pulau Bali ada pada warisan budaya dan agama, yang membuat Bali ini cukup di kenal di dunia.
Dalam seminar agama dan budaya kali ini DPK Peradah Indonesia Denpasar menampilkan tiga pemateri dengan pembahasan yang berbeda-beda, yakni Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti dengan materi "Tantra Bhairawa dalam Kearifan Lokal Bali", yang kedua oleh Ida Pandita Dukuh Acharya Daksa dengan materi "Olah Rasa sebagai Pendakian Spiritual di Tengah Kearifan Lokal dalam Gempuran Modernisasi", dan yang ke tiga diisi oleh I Komang Indra Wirawan dengan materi "Taksu dalam Pecalonarangan". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Sekretaris Daerah Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara pada pembukaan seminar "Agama dan Budaya di dalam menjaga Taksu Bali" itu di Denpasar, Sabtu, mengatakan dalam pelestarian kebudayaan tersebut peran generasi sangat penting, karena mereka akan melanjutkan budaya dan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupannya.
Ia mengatakan agama dan budaya merupakan dasar dari sebuah visi Kota Denpasar, yakni "Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan menuju Keharmonisan".
Dengan kata lain, kata Rai Iswara, Denpasar kreatif adalah Denpasar kota yang hidup, yang mana kota hidup merupakan kesadaran dinamis terhadap tiga daya, yakni sumberdaya alam untuk menggugah inovasi struktur, sumberdaya manusia untuk menggugah dinamika kultur dan sumberdaya spiritual untuk menggugah kreasi.
Menurut dia, untuk menciptakan Denpasar kota kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan, dijalankan strategi pembangunan "Padmaksara" yakni langkah baru Dharma Negara. Dengan maksud "Padmaksara" ini sebagai langkah baru dalam pembangunan Kota Denpasar menuju dimensi kehidupan, baik dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi pembangunan.
Untuk itu salah satu kebijakan dasar pembangunan Kota Denpasar yakni pada penguatan pembangunan agama, adat, tradisi, seni dan budaya untuk membentuk jati diri, harkat dan martabat masyarakat Denpasar.
"Untuk itu saya bangga dan mendukung sekali kegiatan seminar dan budaya yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Kota Perhimpunan Pemuda Hindu (DPK Peradah-Indonesia) Denpasar ini, semoga ke depannya generasi penerus bisa melestarikan nilai-nilai agama Hindu dan warisan budaya Bali yang kita miliki," katanya.
Sementara Ketua DPK Peradah Denpasar Dr. Ida Bagus Subrahmaniam Satya mengatakan acara seminar agama dan budaya ini merupakan salah satu program kerja dari DPK Peradah Indonesia Denpasar, dimana pada tahun 2016, Peradah juga sudah mengadakan seminar pendidikan, khususnya pendidikan agama Hindu untuk anak-anak sekolah.
Ia mengatakan tahun 2017 Peradah mengadakan seminar khusus pada ilmu agama dan budaya, terutama pada ilmu kebatinan. Karena ilmu kebatinan merupakan ilmu adiluhung diwariskan oleh para leluhur Bali terdahulu.
Untuk itu sudah seharusnya sebagai generasi muda harus melestarikannya, agar salah satu warisan budaya ini tidak punah termakan zaman. Sebab kharisma (taksu) Pulau Bali ada pada warisan budaya dan agama, yang membuat Bali ini cukup di kenal di dunia.
Dalam seminar agama dan budaya kali ini DPK Peradah Indonesia Denpasar menampilkan tiga pemateri dengan pembahasan yang berbeda-beda, yakni Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti dengan materi "Tantra Bhairawa dalam Kearifan Lokal Bali", yang kedua oleh Ida Pandita Dukuh Acharya Daksa dengan materi "Olah Rasa sebagai Pendakian Spiritual di Tengah Kearifan Lokal dalam Gempuran Modernisasi", dan yang ke tiga diisi oleh I Komang Indra Wirawan dengan materi "Taksu dalam Pecalonarangan". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017