Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pariwisata Provinsi Bali mendukung pengembangan pariwisata dengan pola "one island management" atau manajemen satu pulau, agar terjadi pemerataan pembangunan pariwisata di berbagai daerah di Pulau Dewata.

"Bali sudah semestinya memiliki pola ini, agar dapat menjadi percontohan bagi provinsi lainnya yang juga ingin mengembangkan potensi pariwisata daerahnya," kata Kadis Pariwisata Provinsi Bali A.A Gede Yuniartha Putra di Denpasar, Sabtu.

Ia menilai, Pemprov Bali mampu mengelola seluruh potensi pariwisata yang ada di sembilan kabupaten/kota tersebut dengan pola "one island management", karena wilayah Bali tidak terlalu luas seperti di daerah lainnya.

"Sebenarnya untuk menempuh destinasi wisata di Bali yang memerlukan waktu tempuh cukup lama adalah Kabupaten Jembrana dan Buleleng," katanya.

Yuniartha menegaskan, dalam menerapkan pola ini memang perlu adanya komitmen dari segenap seluruh pemimpin daerah dan memiliki tekad yang sama dalam upaya membangun pariwisata Bali yang lebih maju dan menjadi tujuan utama wisatawan ke Pulau Dewata.

Ia mengharapkan, ke depannya pola "one island management" ini dapat menjadi prioritas utama dalam kebijakan yang diambil seorang pemimpin Bali ke depannya.

Pihaknya mencontohkan, seperti pengembangan 100 desa wisata yang saat ini ada di masing-masing daerah sangat memungkinkan lebih terawat dengan pola pendampingan melalui pola "one island management" itu.

Selain itu, desa wisata di Pulau Dewata menjadi contoh provinsi lainnya di Tanah Air karena memiliki keunikan dan keberagaman adat, budaya dan tradisinya.

"Seperti Desa Wisata di Batubulan, Gianyar masyarakat setempat melakukan aktivitas mengukir batu, kemudian di Desa Wisata Kamasan, Klungkung, masyarakat setempat melakukan aktivitas membuat uang kepeng yang berbahan dari kuningan," katanya.

Sehingga kegiatan masyarakat di Desa Wisata inilah, menurut Yuniarta, menjadi atraksi tersendiri yang perlu dikembangkan, karena setiap daerah memiliki keunikan yang berbeda-beda.

"Saya tidak pernah menyarankan masyarakat yang daerahnya menjadi desa wisata untuk berbondong-bondong membuat `home stay`, namun keunikan yang ada di daerahnya yang ditonjolkan," katanya.

Dengan upaya ini, diyakininya akan menghasilkan ciri khas desa wisata untuk dijadikan program "one village one product" (OVOP) atau satu desa satu produk. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017