Bangli (Antara Bali) - Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun meminta tim penanggulangan bencana mempercepat inventarisasi data rumah-rumah yang terkena dampak bencana tanah longsor di sejumlah desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

"Kami minta rumah-rumah yang terkena dampak segera diinventarisasi dan didapatkan data yang pasti, agar kami bisa menindaklanjuti terkait pembangunan rumah maupun hal-hal lainnya, terkait anggaran kami sudah siapkan," kata Cok Pemayun di sela-sela meninjau lokasi tanah longsor di Desa Songan, Kintamani, Bangli, Rabu.

Pihaknya meninjau lokasi bencana tersebut selain untuk menindaklanjuti arahan Gubernur Bali, sekaligus untuk memastikan perkembangan terbaru penanganan korban dan relokasi para korban.

Ia juga mengapresiasi kerja tim yang ada di lapangan, namun tetap meminta kepada para tim agar tetap siaga dan tetap menjaga komunikasi dengan pemerintah terkait hal-hal yang dibutuhkan di lapangan sehingga komunikasi dapat berlangsung dua arah.

"Saya minta komunikasi BPBD kabupaten, kota dan provinsi harus diperkuat, karena bencana alam itu tidak ada yang mampu mencegah," ucapnya.

Cok Pemayun juga mengingatkan untuk fokus terhadap kinerja yang mengedepankan pada konsep "mitigasi" atau mengurangi korban. Hal ini mengingat cuaca buruk masih akan terjadi beberapa minggu ke depan.

Di samping itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat yang masih ada di lereng pegunungan agar segera mengamankan diri, mengingat akhir-akhir ini cuaca ektrem masih sering terjadi.

Pada kesempatan itu, Cok Pemayun yang juga didampingi oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali meninjau salah satu lokasi tanah longsor yaitu di Dusun Yeh Ampeh.

Sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta pihak-pihak terkait untuk mempercepat proses relokasi 23 kepala keluarga korban longsor di Desa Songan, Kabupaten Bangli.

"Sebanyak 12 dusun di seberang Desa Songan pun harus dicarikan solusi agar tidak terisolasi. Oleh karena itu, bagaimana area ini bisa dibersihkan mengingat masih memungkinkan akan terjadinya longsor susulan, selain dapat memberikan pertolongan yang cepat kepada korban," kata Pastika.

Akibat longsor beberapa hari lalu, 12 warga Kintamani meninggal dunia, tujuh diantaranya merupakan warga Desa Songan. Selain itu juga masih terdapat sebanyak 20 titik infrastruktur jalan yang berpotensi akan jebol.

"Harus dilakukan rapat intern antara instansi terkait, mulai dari Dinas PU Provinsi Bali, Balai Jalan, Dinas Kehutanan mencakup Kementerian Kehutanan yang membidangi, dan setelah itu laporkan ke saya terkait keputusan akan dilakukan tindakan seperti apa bagi masyarakat di sana," ujar Pastika. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017