Bali diguyur hujan deras disertai angin kencang yang menyebabkan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di daerah ini dalam sebulan terakhir hingga merenggut korban jiwa, luka-luka, dan menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit.
Hujan deras dan angin kencang terjadi hampir merata di delapan kabupaten dan satu kota di Bali, yang mengakibatkan tanah longsor, pohon tumbang, dan banjir.
Karena itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali menyiagakan tim yang beroperasi selama 24 jam untuk merespons cepat jika terjadi bencana alam di tengah cuaca buruk, kata Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Indra.
Tim yang memantau kondisi cuaca buruk itu dibagi dalam tiga kali pergantian jaga yakni pagi, siang, dan malam untuk memastikan jika terjadi bencana cepat diatasi.
Delapan kabupaten dan satu kota juga mengerahkan tim siaga yang mencermati cuaca buruk seperti hujan lebat disertai angin kencang.
Bencana tanah longsor yang cukup dahyat terjadi di tiga Desa yakni Songan, Awan, dan Sukawana di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, 65 km timur Denpasar pada kamis (9/2) tengah malam yang merenggut 12 korban jiwa.
Sebelumnya tanah longsor juga terjadi di Banjar Padang Sigi, Desa Sanding, Kabupaten Gianyar, yang mengakibatkan I Nyoman Cenik (80) meninggal akibat tertimbun tanah longsor saat tidur nyenyak sekitar pukul 03.00 WIB dinihari pada Rabu (1/2). Bencana alam di Bali akibat cuaca ekstrem merenggut total 13 korban meninggal.
Tanah longsor yang terjadi di Desa Songan, Bangli, menimbun lima rumah warga yang menyebabkan tujuh orang tewas, dua lainnya mengalami luka berat, dan dua orang lagi luka ringan.
Ketujuh korban meninggal terdiri atas ibu dan dua anaknya Jro Balian Resmi (33), Jro Balian Kadek Sriasih (7) dan Komang Agus Putra Santi (1). Satu keluarga lain yakni pasangan suami istri dan anaknya yakni I Gede Sentana (40), Luh bunga (40), Kadek (20) serta satu orang warga lain Ni Luh Susun (40).
Sementara dua korban luka berat saat ini mendapatkan perawatan medis di RSUD Bangli. Tanah longsor juga menyebabkan empat rumah lain mengalami rusak berat termasuk sejumlah kendaraan dan sepeda motor di dalamnya ikut tertimbun.
Dari tujuh jenazah itu, empat di antaranya akan dikuburkan pada Senin (13/2) dan sementara ini disemayankan di tenda. Sedangkan tiga jenazah lainnya dibawa ke rumah asalnya yakni Desa Suter yang juga masih dalam wilayah Kecamatan Kintamani, kata salah seorang keluarga korban, Jero Putu Skupter (54).
BPBD Kabupaten Bangli juga secara terpadu dibantu tim SAR Denpasar, BPBD Provinsi Bali, PMI, TNI, Polri, relawan dan warga setempat melakukan evakuasi dan penanganan kedaruratan hingga tuntas dan hingga kini masih melakukan pembersihan di sekitar lokasi.
Bali sejak Desember 2016 dilanda hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan sejumlah bangunan roboh. BMKG Wilayah III Denpasar menyebutkan ada tekanan rendah 984 mb di Australia Barat yang menyebabkan aliran massa udara di seluruh Indonesia didominasi oleh angin barat yang bersifat basah.
Suhu muka air laut di sekitar Bali masih hangat sekitar 28 derajat celcius yang berkontribusi bagi pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar Bali.
Tingkatkan kewaspadaan
Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Buleleng Made Subur mengimbau masyarakat Bali utara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana alam akibat cuaca ekstrem belakangan ini.
Cuaca ekstrem menimpa beberapa wilayah di Buleleng seperti Pancasari, Tejakula, Munduk, Sawan dan beberapa daerah lainnya, namun tidak sampai merenggut korban jiwa.
Jalur Denpasar, Bali selatan-Singaraja, Bali utara melalui jalur Pancasari, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (11/2) sempat macet parah akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di daerah itu.
Material banjir dan longsor dari arah hutan menutup jalan hingga menyebabkan macet seperti yang dituturkan Kepala Satlantas Polres Buleleng AKP Sulistyo Utomo. Pihaknya memberlakukan sistem buka tutup jalan melihat kondisi jalan masih dipenuhi lumpur dan tanah.
Lima unit alat berat dikerahkan untuk memudahkan membersihkan lumpur sehingga sore haria jalur Denpasar-Singaraja kembali normal.
Kepala BPBD Kabupaten Buleleng Made Subur juga mengingatkan warga masyarakat agar waspada terhadap kondisi terdekat, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana alam. Masyarakat yang tinggal di pegunungan diingatkan lebih waspada karena cuaca ekstrem menyebabkan banyak pohon tumbang dan memicu banjir bandang.
Dalam menangani bencana itu merangkul semua pihak terutama masyarakat setempat untuk melakukan pemulihan pascabencana. Tanah longsor yang menutup jalan di Desa Tejakula itu menggunakan alat berat untuk membersih bahan material dan pepohonan yang menutup ruas jalan tersebut.
Upaya pembersihan itu dilakukan agar masyarakat setempat dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Banjir bandang yang terjadi pada (26/1) malam mengakibatkan jalan desa terputus dan juga menyebabkan terputusnya sumber air di beberapa desa sekitar lokasi kejadian.
Bencana alam banjir bandang tersebut mengakibatkan tiga rumah rusak berat dan beberapa rumah laina rusak ringan serta tiga kepala keluarga mengungsi.
Di Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali sebanyak 15 rumah dan dua bangunan suci (pelinggir) hancur diterjang angin kencang, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Bupati Jembrana I Putu Artha mengunjungi warganya di Desa Yehsumbul yang menjadi korban terjangan angin puting beliung.
Sebanyak 15 keluarga di Dusun Yeh Satang dan Samblong, Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi korban terjangan angin itu mendapat bantuan berupa kebutuhan pokok dan peralatan dapur.
Bupati Putu Artha juga mengimbau seluruh masyarakat untuk waspada dan berhati-hati, karena cuaca saat ini tidak menentu, termasuk saat angin puting beliung datang. Cuaca sulit untuk diprediksi sehingga masyarakat harus terus waspada, apalagi saat mendung dan hujan lebat.
Terjangan angin puting beliung terjadi Selasa (7/2) yang mengakibatkan 15 rumah rusak, tiga di antaranya paling parah milik I Wayan Rundung, I Nengah Rata dan I Komang Merta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Hujan deras dan angin kencang terjadi hampir merata di delapan kabupaten dan satu kota di Bali, yang mengakibatkan tanah longsor, pohon tumbang, dan banjir.
Karena itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali menyiagakan tim yang beroperasi selama 24 jam untuk merespons cepat jika terjadi bencana alam di tengah cuaca buruk, kata Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Indra.
Tim yang memantau kondisi cuaca buruk itu dibagi dalam tiga kali pergantian jaga yakni pagi, siang, dan malam untuk memastikan jika terjadi bencana cepat diatasi.
Delapan kabupaten dan satu kota juga mengerahkan tim siaga yang mencermati cuaca buruk seperti hujan lebat disertai angin kencang.
Bencana tanah longsor yang cukup dahyat terjadi di tiga Desa yakni Songan, Awan, dan Sukawana di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, 65 km timur Denpasar pada kamis (9/2) tengah malam yang merenggut 12 korban jiwa.
Sebelumnya tanah longsor juga terjadi di Banjar Padang Sigi, Desa Sanding, Kabupaten Gianyar, yang mengakibatkan I Nyoman Cenik (80) meninggal akibat tertimbun tanah longsor saat tidur nyenyak sekitar pukul 03.00 WIB dinihari pada Rabu (1/2). Bencana alam di Bali akibat cuaca ekstrem merenggut total 13 korban meninggal.
Tanah longsor yang terjadi di Desa Songan, Bangli, menimbun lima rumah warga yang menyebabkan tujuh orang tewas, dua lainnya mengalami luka berat, dan dua orang lagi luka ringan.
Ketujuh korban meninggal terdiri atas ibu dan dua anaknya Jro Balian Resmi (33), Jro Balian Kadek Sriasih (7) dan Komang Agus Putra Santi (1). Satu keluarga lain yakni pasangan suami istri dan anaknya yakni I Gede Sentana (40), Luh bunga (40), Kadek (20) serta satu orang warga lain Ni Luh Susun (40).
Sementara dua korban luka berat saat ini mendapatkan perawatan medis di RSUD Bangli. Tanah longsor juga menyebabkan empat rumah lain mengalami rusak berat termasuk sejumlah kendaraan dan sepeda motor di dalamnya ikut tertimbun.
Dari tujuh jenazah itu, empat di antaranya akan dikuburkan pada Senin (13/2) dan sementara ini disemayankan di tenda. Sedangkan tiga jenazah lainnya dibawa ke rumah asalnya yakni Desa Suter yang juga masih dalam wilayah Kecamatan Kintamani, kata salah seorang keluarga korban, Jero Putu Skupter (54).
BPBD Kabupaten Bangli juga secara terpadu dibantu tim SAR Denpasar, BPBD Provinsi Bali, PMI, TNI, Polri, relawan dan warga setempat melakukan evakuasi dan penanganan kedaruratan hingga tuntas dan hingga kini masih melakukan pembersihan di sekitar lokasi.
Bali sejak Desember 2016 dilanda hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan sejumlah bangunan roboh. BMKG Wilayah III Denpasar menyebutkan ada tekanan rendah 984 mb di Australia Barat yang menyebabkan aliran massa udara di seluruh Indonesia didominasi oleh angin barat yang bersifat basah.
Suhu muka air laut di sekitar Bali masih hangat sekitar 28 derajat celcius yang berkontribusi bagi pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar Bali.
Tingkatkan kewaspadaan
Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Buleleng Made Subur mengimbau masyarakat Bali utara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana alam akibat cuaca ekstrem belakangan ini.
Cuaca ekstrem menimpa beberapa wilayah di Buleleng seperti Pancasari, Tejakula, Munduk, Sawan dan beberapa daerah lainnya, namun tidak sampai merenggut korban jiwa.
Jalur Denpasar, Bali selatan-Singaraja, Bali utara melalui jalur Pancasari, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (11/2) sempat macet parah akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di daerah itu.
Material banjir dan longsor dari arah hutan menutup jalan hingga menyebabkan macet seperti yang dituturkan Kepala Satlantas Polres Buleleng AKP Sulistyo Utomo. Pihaknya memberlakukan sistem buka tutup jalan melihat kondisi jalan masih dipenuhi lumpur dan tanah.
Lima unit alat berat dikerahkan untuk memudahkan membersihkan lumpur sehingga sore haria jalur Denpasar-Singaraja kembali normal.
Kepala BPBD Kabupaten Buleleng Made Subur juga mengingatkan warga masyarakat agar waspada terhadap kondisi terdekat, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana alam. Masyarakat yang tinggal di pegunungan diingatkan lebih waspada karena cuaca ekstrem menyebabkan banyak pohon tumbang dan memicu banjir bandang.
Dalam menangani bencana itu merangkul semua pihak terutama masyarakat setempat untuk melakukan pemulihan pascabencana. Tanah longsor yang menutup jalan di Desa Tejakula itu menggunakan alat berat untuk membersih bahan material dan pepohonan yang menutup ruas jalan tersebut.
Upaya pembersihan itu dilakukan agar masyarakat setempat dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Banjir bandang yang terjadi pada (26/1) malam mengakibatkan jalan desa terputus dan juga menyebabkan terputusnya sumber air di beberapa desa sekitar lokasi kejadian.
Bencana alam banjir bandang tersebut mengakibatkan tiga rumah rusak berat dan beberapa rumah laina rusak ringan serta tiga kepala keluarga mengungsi.
Di Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali sebanyak 15 rumah dan dua bangunan suci (pelinggir) hancur diterjang angin kencang, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Bupati Jembrana I Putu Artha mengunjungi warganya di Desa Yehsumbul yang menjadi korban terjangan angin puting beliung.
Sebanyak 15 keluarga di Dusun Yeh Satang dan Samblong, Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi korban terjangan angin itu mendapat bantuan berupa kebutuhan pokok dan peralatan dapur.
Bupati Putu Artha juga mengimbau seluruh masyarakat untuk waspada dan berhati-hati, karena cuaca saat ini tidak menentu, termasuk saat angin puting beliung datang. Cuaca sulit untuk diprediksi sehingga masyarakat harus terus waspada, apalagi saat mendung dan hujan lebat.
Terjangan angin puting beliung terjadi Selasa (7/2) yang mengakibatkan 15 rumah rusak, tiga di antaranya paling parah milik I Wayan Rundung, I Nengah Rata dan I Komang Merta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017