Buleleng (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan untuk keluarga Dadong (nenek) Murdani (72) yang hidup serba kekurangan dengan salah satunya anaknya mengalami gangguan mental di Desa Rangdu, Kabupaten Buleleng, Rabu.
"Keberadaan Dadong Murdani yang tersebar melalui media sosial, memang telah menuai simpati dari Bapak Gubernur sehingga mengutus sejumlah staf Biro Humas dan Protokol untuk mendatangi kediamannya," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra.
Selain diutus untuk melihat langsung kondisi keluarga Dadong Murdani, tim juga ditugaskan membawa bantuan respons cepat berupa 50 kilogram beras dan sejumlah uang tunai.
Ditemui di kediamannya yang cukup memprihatinkan, Dadong Murdani menuturkan kegetiran hidup yang harus ditanggungnya.
Wanita renta ini hidup bersama dua anaknya Made Mudita dan Komang Artati. Ironisnya, Artati mengalami gangguan mental, sehingga membutuhkan perhatian ekstra.
Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, Made Mudita bekerja sebagai pembantu tukang bangunan yang hanya dibayar Rp70.000 perhari. Pekerjaan itupun tak diperoleh Mudita setiap hari.
Oleh karena itu, Dadong Murdani mencari tambahan penghasilan dengan membuat sarana "bebantenan" atau sesajen seperti "bantal" yang terbuat dari daun kelapa yang sudah tua. Dia pun tidak memperoleh uang seberapa karena seribu biji bantal hanya dihargai Rp13.000.
Sementara untuk penanganan kesehatan, keluarga ini telah tertanggung dalam program Jaminan Kesehatan Nasional dan telah mengantongi Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Terkait kondisi rumahnya yang sudah mulai bocor, Kepala Dusun Karya Nadi, I Made Suastika yang didampingi staf dari Kantor Desa Rangdu mengatakan akan mengajukan bantuan rehabilitasi rumah bagi keluarga ini.
Suastika mencatat, hingga saat ini masih terdapat 71 KK miskin di wilayah Desa Rangdu, Kecamata Seririt, namun yang masuk daftar penerima raskin hanya 65 KK. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Keberadaan Dadong Murdani yang tersebar melalui media sosial, memang telah menuai simpati dari Bapak Gubernur sehingga mengutus sejumlah staf Biro Humas dan Protokol untuk mendatangi kediamannya," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra.
Selain diutus untuk melihat langsung kondisi keluarga Dadong Murdani, tim juga ditugaskan membawa bantuan respons cepat berupa 50 kilogram beras dan sejumlah uang tunai.
Ditemui di kediamannya yang cukup memprihatinkan, Dadong Murdani menuturkan kegetiran hidup yang harus ditanggungnya.
Wanita renta ini hidup bersama dua anaknya Made Mudita dan Komang Artati. Ironisnya, Artati mengalami gangguan mental, sehingga membutuhkan perhatian ekstra.
Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, Made Mudita bekerja sebagai pembantu tukang bangunan yang hanya dibayar Rp70.000 perhari. Pekerjaan itupun tak diperoleh Mudita setiap hari.
Oleh karena itu, Dadong Murdani mencari tambahan penghasilan dengan membuat sarana "bebantenan" atau sesajen seperti "bantal" yang terbuat dari daun kelapa yang sudah tua. Dia pun tidak memperoleh uang seberapa karena seribu biji bantal hanya dihargai Rp13.000.
Sementara untuk penanganan kesehatan, keluarga ini telah tertanggung dalam program Jaminan Kesehatan Nasional dan telah mengantongi Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Terkait kondisi rumahnya yang sudah mulai bocor, Kepala Dusun Karya Nadi, I Made Suastika yang didampingi staf dari Kantor Desa Rangdu mengatakan akan mengajukan bantuan rehabilitasi rumah bagi keluarga ini.
Suastika mencatat, hingga saat ini masih terdapat 71 KK miskin di wilayah Desa Rangdu, Kecamata Seririt, namun yang masuk daftar penerima raskin hanya 65 KK. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017