Singaraja (Antara Bali) - Organisasi Pemuda Peduli Lingkungan Bali (PPLB) gencar mengedukasi generasi muda Pulau Dewata memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis.
"Kami rutin turun ke desa-desa di Buleleng untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan sampah saat ini," kata Ketua PPLB, Gede Ganesha di Kota Singaraja, Kamis.
Ia mengatakan, sampah jika dikelola tepat guna dan dengan cara tepat maka akan menjadi berkah. Sampah tidak selalu berkonotasi negatif sebagai benda buangan yang hanya mengotori saja.
Ganesha menambahkan, sejak pertama kali berdiri, PPLB berfokus pada pembinaan anak muda dengan seminar dan diskusi mengenai pengelolaan sampah yang bermanfaat.
"Kami selalu rutin diundang oleh berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, kelompok pemuda dan juga desa-desa yang kini mulai sadar menerapkan konsep bank sampah di daerahnya," tutur dia.
Menurut Ganesha, dalam aksinya, PPLB selalu menekankan kerja nyata untuk lingkungan.
"Dalam artian begini. Kami selalu tekankan bahwa jika bisnis dengan sampah yang dilihat itu bukan hanya keuntungan saja. Namun, bagaimana pekerjaan kita tersebut dapat memberikan dampak luar biasa kepada lingkungan dan alam sekitar.
PPLB juga selalu mengampanyekan penyelamatan lingkungan melalui budaya. "Ide besar kami adalah berkarya dan berbudaya. Budaya kita salah satunya adalah menjaga lingkungan dengan konsep Tri Hita Karana," ujar dia.
Kini, kata Ganesha, pihaknya juga telah melibatkan kelompok pemuda desa mulai serius mengelola sampah di daerahnya masing-masing. Salah satunya dengan gerakan bank sampah yang juga didukung oleh pemerintah daerah.
"Bank sampah kami mendapatkan respons sangat baik. Harapan besar kami juga mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat. Masalah sampah merupakan masalah bersama yang juga harus diselesaikan bersama sama," jelasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami rutin turun ke desa-desa di Buleleng untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan sampah saat ini," kata Ketua PPLB, Gede Ganesha di Kota Singaraja, Kamis.
Ia mengatakan, sampah jika dikelola tepat guna dan dengan cara tepat maka akan menjadi berkah. Sampah tidak selalu berkonotasi negatif sebagai benda buangan yang hanya mengotori saja.
Ganesha menambahkan, sejak pertama kali berdiri, PPLB berfokus pada pembinaan anak muda dengan seminar dan diskusi mengenai pengelolaan sampah yang bermanfaat.
"Kami selalu rutin diundang oleh berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, kelompok pemuda dan juga desa-desa yang kini mulai sadar menerapkan konsep bank sampah di daerahnya," tutur dia.
Menurut Ganesha, dalam aksinya, PPLB selalu menekankan kerja nyata untuk lingkungan.
"Dalam artian begini. Kami selalu tekankan bahwa jika bisnis dengan sampah yang dilihat itu bukan hanya keuntungan saja. Namun, bagaimana pekerjaan kita tersebut dapat memberikan dampak luar biasa kepada lingkungan dan alam sekitar.
PPLB juga selalu mengampanyekan penyelamatan lingkungan melalui budaya. "Ide besar kami adalah berkarya dan berbudaya. Budaya kita salah satunya adalah menjaga lingkungan dengan konsep Tri Hita Karana," ujar dia.
Kini, kata Ganesha, pihaknya juga telah melibatkan kelompok pemuda desa mulai serius mengelola sampah di daerahnya masing-masing. Salah satunya dengan gerakan bank sampah yang juga didukung oleh pemerintah daerah.
"Bank sampah kami mendapatkan respons sangat baik. Harapan besar kami juga mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat. Masalah sampah merupakan masalah bersama yang juga harus diselesaikan bersama sama," jelasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017