Jakarta (Antara Bali) - "Minum kopi di atas awan. Belum ada di dunia," kata Wakil Presiden M Jusuf Kalla saat mengunjungi destinasi wisata ---negeri di atas awan--- Desa Laloi, Tana Toraja, Sulsel, Minggu.
Yaa... destinasi wisata di puncak gunung yang menjadi viral pertama kali setelah fotografer Jusuf Achmad menguggahnya pada tahun 2010. Wisata Tana Toraja yang sebelumnya lesu sontak bergairah kembali.
Kehadiran Wapres Jusuf Kalla berserta Ibu Mufidah dan Menpar Arief Yahya serta Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk melihat langsung "keajaiban dunia" tersebut. Wapres sengaja datang untuk mengembangkan destinasi wisata Tana Toraja.
"Dulu Bali, Tana Toraja dan Danau Toba sangat populer. Karena dulu wisatawan mau naik bus 10 jam datang ke Tana Toraja ini. Sekarang orang tidak mau lagi, maunya langsung terbang sampai di lokasi," kata Jusuf Kalla.
Karena itu, tambah Jusuf Kalla, satu-satunya cara mempercepat pengembangan wisata di Tana Toraja adalah membangun bandara. Wapres juga telah memutuskan untuk memperpanjang dan memperlebar landasan pacu bandara lama Pong Tiku sembari mempersiapkan pembangunan bandara baru Buntu Kuni.
"Nanti bandara baru Buntu Kuni harus bisa didarati pesawat Boeing sehingga wisatawan bisa langsung dari Bali ke Toraja atau Manado ke Toraja," kata Jusuf Kalla.
Wapres juga menjelaskan orang sekarang sangat menghargai waktu. Jika dahulu, orang mau naik bus 10 jam maka sekarang tidak bisa lagi.
Sembari mempersiapan pembangunan bandara baru Buntu Kuni dua tahun lagi, maka bandara lama Pong Tiku bisa segera diperlebar pada tahun ini sehingga bisa didarati pesawat ATR dan sejenisnya.
"Masyarakat juga harus dipersiapkan mentalnya untuk disiplin menjaga alam dan kebersihan serta keramahannya. Toraja harus banyak belajar pada orang Bali," kata Jusuf Kalla.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya , sekarang jumlah wisman di Sulawesi Selatan sebanyak 200.000 orang/tahun. Sedangkan untuk Toraja, tanpa membagi Toraja utara dan Toraja, itu wisnusnya 30.000 dan wismannya, bagus sekali, 581.000.
"Yang wisnus 30.000 ini kita harapkan pada 2019 naik menjadi 100.000, tiga kali lipat dan itu sangat memungkinkan. Karena Toraja ini sudah punya pasar tradisional, terutama yang dari Eropa. Untuk diketahui, wisman China yang sudah ke Manado sudah tertarik untuk datang ke sini. 100.000 itu sangat memungkinkan," kata Menpar Arief Yahya.
Lebih lanjut Wapres Jusuf Kalla mengingatkan masyarakat bahwa Tana Toraja memiliki dua keunggulan di banding destinasi wisata lainnya di Indonesi.
"Toraja itu ada dua keunggulan yakni wisata budaya dan alam. Dan disini ada kopi yang terkenal nikmatnya juga," kata Jusuf Kalla.
Jadi kenapa tidak kita jual ---minum kopi di atas awan---," kata Jusuf Kalla.
Kapan lagi bisa minum kopi disamping awan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Yaa... destinasi wisata di puncak gunung yang menjadi viral pertama kali setelah fotografer Jusuf Achmad menguggahnya pada tahun 2010. Wisata Tana Toraja yang sebelumnya lesu sontak bergairah kembali.
Kehadiran Wapres Jusuf Kalla berserta Ibu Mufidah dan Menpar Arief Yahya serta Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk melihat langsung "keajaiban dunia" tersebut. Wapres sengaja datang untuk mengembangkan destinasi wisata Tana Toraja.
"Dulu Bali, Tana Toraja dan Danau Toba sangat populer. Karena dulu wisatawan mau naik bus 10 jam datang ke Tana Toraja ini. Sekarang orang tidak mau lagi, maunya langsung terbang sampai di lokasi," kata Jusuf Kalla.
Karena itu, tambah Jusuf Kalla, satu-satunya cara mempercepat pengembangan wisata di Tana Toraja adalah membangun bandara. Wapres juga telah memutuskan untuk memperpanjang dan memperlebar landasan pacu bandara lama Pong Tiku sembari mempersiapkan pembangunan bandara baru Buntu Kuni.
"Nanti bandara baru Buntu Kuni harus bisa didarati pesawat Boeing sehingga wisatawan bisa langsung dari Bali ke Toraja atau Manado ke Toraja," kata Jusuf Kalla.
Wapres juga menjelaskan orang sekarang sangat menghargai waktu. Jika dahulu, orang mau naik bus 10 jam maka sekarang tidak bisa lagi.
Sembari mempersiapan pembangunan bandara baru Buntu Kuni dua tahun lagi, maka bandara lama Pong Tiku bisa segera diperlebar pada tahun ini sehingga bisa didarati pesawat ATR dan sejenisnya.
"Masyarakat juga harus dipersiapkan mentalnya untuk disiplin menjaga alam dan kebersihan serta keramahannya. Toraja harus banyak belajar pada orang Bali," kata Jusuf Kalla.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya , sekarang jumlah wisman di Sulawesi Selatan sebanyak 200.000 orang/tahun. Sedangkan untuk Toraja, tanpa membagi Toraja utara dan Toraja, itu wisnusnya 30.000 dan wismannya, bagus sekali, 581.000.
"Yang wisnus 30.000 ini kita harapkan pada 2019 naik menjadi 100.000, tiga kali lipat dan itu sangat memungkinkan. Karena Toraja ini sudah punya pasar tradisional, terutama yang dari Eropa. Untuk diketahui, wisman China yang sudah ke Manado sudah tertarik untuk datang ke sini. 100.000 itu sangat memungkinkan," kata Menpar Arief Yahya.
Lebih lanjut Wapres Jusuf Kalla mengingatkan masyarakat bahwa Tana Toraja memiliki dua keunggulan di banding destinasi wisata lainnya di Indonesi.
"Toraja itu ada dua keunggulan yakni wisata budaya dan alam. Dan disini ada kopi yang terkenal nikmatnya juga," kata Jusuf Kalla.
Jadi kenapa tidak kita jual ---minum kopi di atas awan---," kata Jusuf Kalla.
Kapan lagi bisa minum kopi disamping awan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017