Denpasar (Antara Bali) - Provinsi Bali menghasilkan devisa sebesar 1,82 juta dolar AS dari pengapalan hasil kerajinan anyaman selama sebelas bulan periode Januari-November 2016, meningkat 9,80 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 1,65 juta dolar AS.

"Sedangkan dari segi volume pengapalan matadagangan itu merosot 53,94 persen dari 1,55 juta unit pada sebelas bulan tahun 2015 menjadi 717.481 unit pada periode yang sama 2016," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, dari segi jumlah pengapalan matadangan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu menurun, namun devisa yang dihasilkan meningkat, berkat setiap unitnya dihargai lebih mahal.

Hasil kerajinan anyaman yang digeluti perajin di daerah pedesaan, khususnya di Kabupaten Gianyar, bangli dan Karangasem itu kontribusinya masih rekatif kecil hanya 0,35 persen dari total ekspor Bali.

Total nilai ekspor Bali sebesar 515,580 juta dolar AS selama sebelas bulan pertama 2016, meningkat 16,31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 443,292 juta dolar AS.

Made Suastika menjelaskan, hasil kerajinan anyaman merupakan salah satu dari 17 jenis komoditas hasil kerajinan skala rumah tangga yang mampu menembus pasaran luar negeri.

Hasil kerajinan anyaman itu dikombinasikan dengan rotan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin setempat yang cukup diminati konsumen mancanegara, maupun wisatawan saat menikmati liburan di Pulau Dewata.

I Made Sumartana, seorang eksportir aneka kerajinan bambu di Ubud, Kabupaten Gianyar dalam kesempatan terpisah menjelaskan, aneka kerajinan anyaman yang dipasarkan ke luar negeri itu antara lain berupa perabotan rumah tangga dari anyaman bambu kombinasi rota,

Selain itu juga aneka jenis patung yang unik, khas dan menarik dibuat dari akar bambu menembah pesatnya perolehan devisa, karena karya seni itu sangat diminati pencinta seni di mancanegara.

Soal harga biasanya tidak terlalu masalah bagi konsumen luar negeri, khususnya asal Amerika Serikat dan Jepang yang selama ini banyak membeli jenis matadagangan tersebut.

Perajin biasanya membuat barang tersebut dalam bentuk praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat yang mengutamakan masalah mutu.

Perajin Bali cukup kreatif dalam menghasilkan matadagangan anyaman dengan mengkombinasikan antara bambu dengan rotan maupun pandan sehingga mampu menghasilkan matadagangan yang lebih unik dan menarik, ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017