Denpasar (Antara Bali) - Pendiri Banser Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal, Nuril Arifin Husein berkunjung ke Perguruan Sandhi Murti di Jalan Tukad Citarum Denpasar, Bali.
Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti I Gusti Ngurah Harta di Denpasar, Rabu mengatakan kunjungan tokoh pendiri Banser NU untuk mendiskusikan masalah pluralisme dan toleransi beragama di Indonesia.
"Kami pada Selasa (10/1) menerima kadatangan seorang tokoh pendiri Banser NU, bapak Nuril Arifin Husein yang akrab dipanggil Gus Nuril. Dalam diskusi tersebut kami banyak membahas terkait isu-isu yang akhir-akhir ini mengancam persatuan dan kebhinnekaan di Tanah Air," katanya.
Dalam pertemuan itu, Gus Nuril maupun Ngurah Harta sepakat untuk bersama-sama menjaga kedamaian dan pluralisme di Indonesia.
"Mari kita sama-sama menjaga Nusantara ini, jaga rumah kita bersama agar jangan sampai rusak. Tebentuknya negara Indonesia adalah hasil perjuangan para tokoh agama dan para pahlawan," ujar Gus Nuril.
Pada kesempatan tersebut Ngurah Harta memberikan baju seragam kebesaran Perguruan Sandhi Murti dan langsung mengenakan baju tersebut kepada Gus Nuril. Selain itu Ngurah Harta juga memberi "udeng" (ikat kepala khas Bali) kepada Gus Nuril.
Gus Nuril lebih lanjut mengatakan tujuan kedatangannya ke Bali adalah untuk menemukan tautan benang merah dari rahmat Tuhan yang turun di setiap pojok Nusantara.
"Di setiap pojok Nusantara ditanam oleh Gusti Allah yang berjuang tanpa pamrih untuk mewujudkan kedamaian negeri Nusantara," ucapnya.
Ia mengatakan, segala budaya di Indonesia patut dilestarikan oleh warga masyarakat Nusantara, terlebih budaya Bali yang sudah terkenal di seluruh dunia. Budaya Nusantara yang ada kalau diamati berpusat di Bali. Maka dari itu Bali juga menjadi tujuan wisata mancangara.
"Makanya saya pakai udeng Bali. Kita tidak boleh anggap Bali hanya komunitas Hindu. Bali adalah orang tua, nenek moyang kita. Bali merupakan puncak fondasi kebangkitan kita untuk mencapai kejayaan Nusantara," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti I Gusti Ngurah Harta di Denpasar, Rabu mengatakan kunjungan tokoh pendiri Banser NU untuk mendiskusikan masalah pluralisme dan toleransi beragama di Indonesia.
"Kami pada Selasa (10/1) menerima kadatangan seorang tokoh pendiri Banser NU, bapak Nuril Arifin Husein yang akrab dipanggil Gus Nuril. Dalam diskusi tersebut kami banyak membahas terkait isu-isu yang akhir-akhir ini mengancam persatuan dan kebhinnekaan di Tanah Air," katanya.
Dalam pertemuan itu, Gus Nuril maupun Ngurah Harta sepakat untuk bersama-sama menjaga kedamaian dan pluralisme di Indonesia.
"Mari kita sama-sama menjaga Nusantara ini, jaga rumah kita bersama agar jangan sampai rusak. Tebentuknya negara Indonesia adalah hasil perjuangan para tokoh agama dan para pahlawan," ujar Gus Nuril.
Pada kesempatan tersebut Ngurah Harta memberikan baju seragam kebesaran Perguruan Sandhi Murti dan langsung mengenakan baju tersebut kepada Gus Nuril. Selain itu Ngurah Harta juga memberi "udeng" (ikat kepala khas Bali) kepada Gus Nuril.
Gus Nuril lebih lanjut mengatakan tujuan kedatangannya ke Bali adalah untuk menemukan tautan benang merah dari rahmat Tuhan yang turun di setiap pojok Nusantara.
"Di setiap pojok Nusantara ditanam oleh Gusti Allah yang berjuang tanpa pamrih untuk mewujudkan kedamaian negeri Nusantara," ucapnya.
Ia mengatakan, segala budaya di Indonesia patut dilestarikan oleh warga masyarakat Nusantara, terlebih budaya Bali yang sudah terkenal di seluruh dunia. Budaya Nusantara yang ada kalau diamati berpusat di Bali. Maka dari itu Bali juga menjadi tujuan wisata mancangara.
"Makanya saya pakai udeng Bali. Kita tidak boleh anggap Bali hanya komunitas Hindu. Bali adalah orang tua, nenek moyang kita. Bali merupakan puncak fondasi kebangkitan kita untuk mencapai kejayaan Nusantara," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017