Denpasar (Antara Bali) - Tim SAR Denpasar berhasil mengevakuasi jenazah Kwan Anto Randy Saputra (48) wisatawan asal Surakarta, Jawa Tengah yang terpeleset saat mengunjungi objek wisata Pura Uluwatu di Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Kepala Kantor SAR Denpasar, Didi Hamzar S.Sos., M.M yang dihubungi Antara menjelaskan, korban terpeleset dari ketinggian tebing sekitar 100 meter hingga jatuh ke dalam laut.
Sesuai laporan seorang saksi mata Saputro mengatakan, korban sempat melewati batas pagar di objek wisata itu , namun tampaknya ia berdiri terlalu ke pinggir kemudian tiba-tiba terpeleset dan terjatuh ke tepi jurang yang terjal.
Didi Hamzar menambahkan, tim terpadu bekerja keras selama dua jam mengevakuasi jenazah hingga akhirnya berhasil mengangkat jenazah korban menggunakan alat-alat "mountenering" setelah dimasukkan ke dalam kantong mayat.
Tim Terpadu melibatkan sekitar 30 orang selain dari SAR juga dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, TNI, Polri, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) dan masyarakat setempat.
Sementara itu, jenazah setelah berhasil dievakuasi langsung dibawa ambulan BPBD Badung ke RSUP Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Didi Hamzar menjelaskan, pihaknya menerima laporan kejadian itu dari Made Sumerta selaku pengelola tempat wisata sekitar pukul 12.15 Wita.
Melalui laporannya Sumerta menjelaskan bahwa kondisi korban terlihat sudah tidak bergerak dan terapung-apung di atas permukaan laut. Korban berada di Bali untuk menikmati liburan bersama istrinya, Auw Jang Phin Khuan (51).
Untuk itu, sekitar pukul 12.30 Wita tim SAR segera meluncur ke lokasi dengan kekuatan 25 personil dan alat utama (alut) truck angkut personil, Rapid Deployment SAR Unit, dan Evacuation Vehicle.
Dengan menugaskan Gede Darmada S.E., M.AP. selaku Kepala Seksi Operasi SAR turun langsung ke lokasi memimpin sebagai "On Scene Commander (OSC)".
Pihaknya sempat mengalami kesulitan mengevakuasi, karena saat itu air mulai pasang dengan kemiringan tebing cukup curam, hanya bisa diakses dari atas.
Gede Darmada menambahkan, mulanya menurunkan dua orang tim penyelamat dari arah samping menuruni tebing untuk mengamankan posisi korban yang berada 20 meter dari bibir pantai, namun sulit dan tak bisa menjangkau korban karena air mulai pasang.
Akhirnya diputuskan untuk menggunakan cara penyelamatan dari atas (vertical rescue). Satu orang lagi diturunkan dengan menggunakan "system lowring" diperkuat pegangan "empat anchor".
Sementara itu, tim lainnya memastikan sistem tersebut bekerja secara baik dan aman. �nyawa anak buah saya mnejadi taruhannya, tebing 100 meter medannya sangat curam dengan resiko tinggi.
"Saya harus pastikan ia melakukan evakuasi dengan aman, oleh karenanya proses evakuasi dilakukan sangat hati-hati dan melibatkan hingga 24 petugas bersama tim lainnya," unjar Darmada.
Selain itu juga sempat menurunkan dua orang penyelamat dari samping tebing untuk membantu mengevakuasi korban, namun tidak berhasil dan akhirnya diputuskan untuk menaikkan jasad korban dengan kekuatan satu "rescuer" yang sudah berhasil menjangkau korban
"Proses evakuasi tersebut cukup heroik, dibutuhkan kemampuan khusus dan kekompakan tim dalam melakukannya," jelas Darmada.
Untuk itu, akhirnya korban berhasil ditarik ke atas setelah dua jam proses evakuasi berlangsung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kepala Kantor SAR Denpasar, Didi Hamzar S.Sos., M.M yang dihubungi Antara menjelaskan, korban terpeleset dari ketinggian tebing sekitar 100 meter hingga jatuh ke dalam laut.
Sesuai laporan seorang saksi mata Saputro mengatakan, korban sempat melewati batas pagar di objek wisata itu , namun tampaknya ia berdiri terlalu ke pinggir kemudian tiba-tiba terpeleset dan terjatuh ke tepi jurang yang terjal.
Didi Hamzar menambahkan, tim terpadu bekerja keras selama dua jam mengevakuasi jenazah hingga akhirnya berhasil mengangkat jenazah korban menggunakan alat-alat "mountenering" setelah dimasukkan ke dalam kantong mayat.
Tim Terpadu melibatkan sekitar 30 orang selain dari SAR juga dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, TNI, Polri, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) dan masyarakat setempat.
Sementara itu, jenazah setelah berhasil dievakuasi langsung dibawa ambulan BPBD Badung ke RSUP Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Didi Hamzar menjelaskan, pihaknya menerima laporan kejadian itu dari Made Sumerta selaku pengelola tempat wisata sekitar pukul 12.15 Wita.
Melalui laporannya Sumerta menjelaskan bahwa kondisi korban terlihat sudah tidak bergerak dan terapung-apung di atas permukaan laut. Korban berada di Bali untuk menikmati liburan bersama istrinya, Auw Jang Phin Khuan (51).
Untuk itu, sekitar pukul 12.30 Wita tim SAR segera meluncur ke lokasi dengan kekuatan 25 personil dan alat utama (alut) truck angkut personil, Rapid Deployment SAR Unit, dan Evacuation Vehicle.
Dengan menugaskan Gede Darmada S.E., M.AP. selaku Kepala Seksi Operasi SAR turun langsung ke lokasi memimpin sebagai "On Scene Commander (OSC)".
Pihaknya sempat mengalami kesulitan mengevakuasi, karena saat itu air mulai pasang dengan kemiringan tebing cukup curam, hanya bisa diakses dari atas.
Gede Darmada menambahkan, mulanya menurunkan dua orang tim penyelamat dari arah samping menuruni tebing untuk mengamankan posisi korban yang berada 20 meter dari bibir pantai, namun sulit dan tak bisa menjangkau korban karena air mulai pasang.
Akhirnya diputuskan untuk menggunakan cara penyelamatan dari atas (vertical rescue). Satu orang lagi diturunkan dengan menggunakan "system lowring" diperkuat pegangan "empat anchor".
Sementara itu, tim lainnya memastikan sistem tersebut bekerja secara baik dan aman. �nyawa anak buah saya mnejadi taruhannya, tebing 100 meter medannya sangat curam dengan resiko tinggi.
"Saya harus pastikan ia melakukan evakuasi dengan aman, oleh karenanya proses evakuasi dilakukan sangat hati-hati dan melibatkan hingga 24 petugas bersama tim lainnya," unjar Darmada.
Selain itu juga sempat menurunkan dua orang penyelamat dari samping tebing untuk membantu mengevakuasi korban, namun tidak berhasil dan akhirnya diputuskan untuk menaikkan jasad korban dengan kekuatan satu "rescuer" yang sudah berhasil menjangkau korban
"Proses evakuasi tersebut cukup heroik, dibutuhkan kemampuan khusus dan kekompakan tim dalam melakukannya," jelas Darmada.
Untuk itu, akhirnya korban berhasil ditarik ke atas setelah dua jam proses evakuasi berlangsung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017