Mangupura (Antara Bali) - Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung, Bali, memberikan pelatihan kepada penyuluh lapangan disektor pertanian terkait kaji terapan pola penanaman legowo super.

"Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan tenaga penyuluh agar mampu menjaga ketahanan pangan," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja, di Mangupura, Rabu.

Ia mengatakan, dalam upaya menjaga ketahanan pangan itu akan menekankan inovasi-inovasi pola tanam jajar legoeo 21 super.

"Para penyuluh ini akan diberikan pembekalan terkait kajian yang difokuskan pola tanam jajar logowo 21 super ini," katanya.

Dengan pola ini diinginkan untuk dapat mencari strategi sumber pertumbuhan yaitu peningkatan produktivitas dan produksi untuk komuditas padi.

Ia menjelaskan, ada tiga pola yang dapat dilakukan penyuluh dalam mengedukasi petani yakni dengan cara pola penanaman konvensional, cara jarwo biasa (jajar logowo biasa) dan inovasi yang diunggulkan Kementerian Pertanian adalah jajar logowo 21 super.

"Berdasarkan data ketiga pola tanam ini didapatkan hasil untuk cara konvensional dapat menghasilkan padi 7,2 ton per hektar, jajar logowo 7,9 ton per hektar dan jajar logowo super 9,2 hingga 9,5 ton per hektar," katanya.

Dengan perbandingan ini akan dapat dipetakan berapakah petani yang masih menggunakan cara konvensional, kemudian digerakan dengan pola Logowo biasa dan didorong lagi kedepan dengan pola Jajar Logowo Super.

"Dengan demikian kami tidak akan khawatir dalam pemenuhan pangan, asalkan kebutuhan pangan di Badung ditentukan juga dengan jumlah penduduk," ujarnya lagi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016