BPS Bali catat inflasi beras April turun dampak panen raya

Pewarta : Ni Putu Putri Muliantari

BPS Bali catat inflasi beras April turun dampak panen raya

Tangkap layar Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani saat rilis inflasi Bali April 2024 di Denpasar, Kamis (2/5/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat komoditas beras tidak lagi menjadi penyumbang inflasi di Pulau Dewata pada April 2024.

Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Kamis, merasa ini berkat masuknya musim panen raya sehingga saat ini beras justru masuk kategori deflasi.

“Beras terlihat terus inflasi, mulai naik sejak pertengahan 2022 hingga inflasi tertinggi September 2024 sebesar 6,38 persen dan Februari 2024 8,41 persen, tapi inflasi mulai melemah Maret seiring dengan masuknya panen raya bahkan April deflasi beras 2,95 persen,” sebutnya.

Dampak positif dari panen raya ini selain menekan inflasi yang disebabkan oleh komoditas beras ternyata juga menurunkan angka impor beras Bali dari Thailand sejak Maret.

“Penurunan impor barang dari Thailand ke Bali bulan Maret paling dalam dengan menurun sebesar 6.330.300 dolar AS, Februari kita sudah banyak impor sedangkan Maret impor sudah turun disebabkan oleh panen raya,” ujar Endang.

Meski komoditas beras berhasil lepas dari kelompok penyumbang inflasi bulan kemarin, BPS Bali tak dapat memungkiri sepanjang April 2024 Bali masih mengalami inflasi 0,32 persen.

Baca juga: Wisman ke Bali Januari-Maret lampaui kinerja sebelum COVID-19

Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluarannya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih konsisten memberi andil inflasi tertinggi, dengan komoditas pangan seperti bawang merah, tomat, daging ayam ras minyak goreng, dan sawi hijau.

“Komoditas bawang merah dan tomat dengan andil masing-masing 0,11 persen, diikuti daging ayam ras dan minyak goreng 0,08 persen, lalu sawi hijau 0,07 persen,” sebutnya.

Sementara jika dilihat secara tahun ke tahun, dari 4,02 persen inflasi Bali, komoditas beras belum keluar dari lima penyumbang tertinggi, justru masih menjadi penyumbang utama sebesar 0,77 persen diikuti daging ayam ras, tomat, bawang putih, dan sigaret kretek mesin.

BPS sendiri mencatat perkembangan inflasi di empat kabupaten/kota di Bali yaitu Denpasar, Singaraja, Tabanan dan Badung.

Jika dilihat secara bulanan, keempat kabupaten/kota tersebut mengalami inflasi dengan tertinggi Denpasar sebesar 0,53 persen, diikuti Tabanan 0,42 persen, Singaraja 0,07 persen dan Badung 0,03 persen.

Baca juga: BPS Bali catat sektor pangan jadi penyumbang inflasi di Maret 2024
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali