Tabanan (Antara Bali) - Pengelola Museum Keramik di Banjar Simpangan, Desa Pejaten, Kediri, Kabupaten Tabanan, I Wayan Sudayasa mengharapkan pemerintah mampu melestarikan budaya warisan leluhur, termasuk gerabah yang terancam punah.
"Meskipun pemerintah telah mengucurkan dana untuk pelestarian dan pengembangannya seni gerabah, namun perhatian itu masih tetap diperlukan di masa-masa mendatang," kata I Wayan Sudayasa di Tabanan, Senin.
Ia mengharapan pemerintah memberikan perhatian serius terhadap pengrajin gerabah di Desa Pejaten sekaligus membantu pemasarannya.
Kekompakan warga Desa Pejaten untuk tetap menjadi pengrajin gerabah semata-mata karena tidak ingin budaya leluhur mereka punah karena tidak ada yang meneruskan.
I Wayan Sudayasa mengaku, hingga saat ini pengrajin gerabah belum merasakan adanya perhatian yang serius dari pemerintah Kabupaten dalam pengembangan industri skala rumah tangga tersebut.
Ia mengharapkan adanya perhatian pemerintah, khususnya dalam bidang pemasaran dan kemudahan lainnya sehingga usaha gerabah tersebut dapat berkembang di masa-masa mendatang.
"Untuk menjual cinderamata hasil perajin setempat masih sangat sulit, karena masih dibeli oleh pengepul dengan harga borongan," katanya.
I Wayan Sudayasa menceritakan, dulu masing-masing banjar di Desa Pejaten memiliki model dan bentuk gerabah, namun sekarang peralatan rumah tangga terbuat dari plastik dan aluminium.(APP)
Lestarikan Budaya Warisan Leluhur
Senin, 7 September 2015 14:59 WIB