Denpasar (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Bali mengungkapkan biaya logistik diperkirakan meningkat sekitar 10 persen dampak jalan nasional amblas di jalur Denpasar-Gilimanuk.
“Itu sangat mempengaruhi biaya yang dikeluarkan pengusaha,” kata Ketua Apindo Bali I Nengah Nurlaba di Denpasar, Bali, Rabu.
Ia berharap perbaikan jalan tersebut dapat cepat diselesaikan agar biaya lain yang timbul bisa ditekan.
Menurut dia, biaya tambahan itu muncul di antaranya dari biaya bahan bakar, konsumsi untuk awak hingga potensi kualitas logistik menurun khususnya barang pangan atau bahan pokok.
Pasalnya, proses distribusi terganggu karena jarak tempuh yang menjadi lebih jauh dan potensi macet akibat kepadatan di jalur alternatif.
Baca juga: Koster: Perbaikan jalan amblas di jalur Denpasar-Gilimanuk perlu 3 minggu
Pengusaha asal Kabupaten Jembrana mengaku sering melalui jalur tersebut dan menyebutkan sudah muncul kerusakan sejak sekitar tiga minggu sebelumnya.
“Jalan yang ambles di Bajera itu sudah sekitar tiga minggu lalu sedikit rusak,” ucapnya.
Selain mengganggu jalur distribusi Bali-Jawa dan sebaliknya, amblasnya jalur utama itu juga mengganggu distribusi antarkabupaten/kota di Bali.
Adapun distribusi yang terganggu itu, lanjut dia, di antaranya bahan pangan, bahan baku upacara hingga bahan bangunan yang sebagian masih disuplai dari Jawa.
Selain itu, ada beberapa bahan pangan yang disuplai dari Jembrana ke sejumlah kabupaten/kota di Bali salah satunya kelapa dan bahan baku upacara lainnya.
Selain distribusi logistik, juga mempengaruhi jalur wisata khususnya wisatawan nusantara yang menggunakan akses darat dan laut.
Baca juga: Lalulintas Denpasar-Gilimanuk dialihkan selama sebulan akibat jalan amblas
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Bali I Nyoman Yasmara mengatakan perbaikan jalan amblas di jalur utama Denpasar-Gilimanuk tepatnya di Bajera, Kabupaten Tabanan, Bali, diperkirakan memakan waktu selama satu bulan.
Akibatnya lalu lintas untuk sementara dialihkan melalui jalur alternatif melalui Singaraja atau Bali Utara.
Sebelumnya, saluran air di bawah badan jalan sibuk tersebut amblas karena tidak mampu menahan volume serta derasnya aliran air akibat hujan deras yang terjadi pada Senin (7/7) sore.
Akibatnya, terdapat lubang besar di jalan nasional itu sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.
