Kuta (Antaranews Bali) - Perum Bulog memperluas jejaring dengan menggandeng para pengusaha yang bernaung dalam wadah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk memotong rantai distribusi pangan yang panjang hingga mampu menekan potensi kenaikan harga.
"Tidak perlu birokrasi panjang yang akhirnya satu sama lain ingin keuntungan sehingga harga jatuh di konsumen menjadi mahal," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso disela-sela penandatanganan nota kesepahaman Kementerian Pertanian-Kadin di Kuta, Bali, Kamis.
Menurut dia, adanya kerja sama antara Kementerian Pertanian dan Kadin akan membantu Bulog dalam tugasnya menyediakan kebutuhan pokok, menjaga kualitas dan kestabilan harga.
Jejaring Kadin yang luas dan menyentuh langsung konsumen akan dimanfaatkan Bulog, khususnya dalam upaya menekan kenaikan harga, seperti beras dan daging.
Perluasan jejaring itu, kata dia, mengingat Bulog memiliki keterbatasan, baik dalam jaringan maupun sumber daya manusia.
Budi mengatakan proses distribusi bisa langsung melalui pengusaha terkait di bawah naungan Kadin sehingga potensi lonjakan harga karena rantai distribusi yang panjang bisa dipangkas.
Dengan begitu, harga daging sapi yang beberapa waktu lalu sempat menyentuh kisaran harga Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram, melalui perluasan jejaring distribusi harga bisa ditekan hingga ditargetkan mencapai kisaran Rp70 ribu per kilogram.
"Pengusaha ini ada jejaring di lapangan yang bisa langsung mendistribusikan kepada konsumen. Kami manfaatkan jejaring itu sehingga kami pasok kepada mereka untuk disebarkan termasuk dalam operasi pasar," ucap mantan Kepala BNN itu.
Meski kemampuan jejaring dan SDM diakuinya terbatas, Bulog melakukan pemantauan dengan memonitor pergerakan harga komoditas pangan yang sewaktu-waktu pihaknya dapat melakukan intervensi pasar jika ada kenaikan harga.
Saat ini, lanjut dia, jumlah stok khususnya beras nasional mencapai sekitar 2,6 juta ton.
Dengan ketersediaan yang cukup itu, ia berharap tidak ada impor beras malah pihaknya ingin melakukan ekspor ke sejumlah negara tetangga karena peluang yang besar.
"Mudah-mudahan Januari atau kalau tidak Desember, kami sudah bisa ekspor beras negara tetangga seperti ke Timor Leste, Malaysia bahkan Singapura juga menerima," katanya. (WDY)
Bulog perluas jejaring potong rantai distribusi
Kamis, 6 September 2018 19:23 WIB