Depok, Jawa Barat (Antaranews Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mempertanyakan penggunaan anggaran pendidikan karena alokasi anggaran yang terus naik tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
"Pertanyaannya selalu ialah, kenapa dengan anggaran yang naik terus per tahun, kita belum mengalami kenaikan-kenaikan yang signifikan di pendidikan, dibandingkan negara-negara lain," katanya di hadapan peserta Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Depok, Jawa Barat, Rabu.
Wakil Presiden membandingkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk bidang pendidikan dengan untuk infrastruktur, mengatakan bahwa alokasi anggaran untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat hanya sekitar seperempat dari anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, namun realisasi anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat lebih terlihat dibandingkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Anggaran pendidikan memang banyak, lebih dari Rp400 triliun. Anggaran PU untuk jalan, jembatan dan segala macam hanya Rp100 triliun kurang lebihnya, begitu juga untuk pertahanan. Jadi sebenarnya kita tidak kurang," katanya.
Dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, menurut dia, kualitas pendidikan di Indonesia masih lebih rendah meski alokasi anggaran Pemerintah Indonesia untuk pendidikan hampir sama dengan pemerintah negara-negara sekawasan.
"Vietnam di bawah kita, dia juga memberlakukan di bawah 20 persen, tapi dari tingkat pendidikannya lebih tinggi daripada Indonesia dari segi mutu pendidikannya," ujarnya.
Wakil Presiden berharap melalui kegiatan tahunan seperti Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan para pegiat pendidikan dapat menemukan solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air. (WDY)
Wapres pertanyakan penggunaan anggaran pendidikan
Rabu, 7 Februari 2018 13:24 WIB