Singaraja (Antara Bali) - Desa Umeanyar Kabupaten Buleleng wilayah Bali bagian utara memiliki mesin pengolahan sampah plastik yang menghasilkan minyak sangat bermanfaat bagi masyarakat di daerah itu
"Kami memiliki mesin pengolahan berasal dari bantuan warga asing yang tinggal di desa kami. Mesin sebelumnya sudah dimodifikasi lalu dihibahkan ke desa untuk pengolahan sampah plastik," kata Kepala Desa Umeanyar, Putu Edi Mulyana di Singaraja, Bali, Kamis.
Ia mengatakan, mesin pengolahan sampah menggunakan tenaga listrik dalam pengoperasiannya. Sampah plastik selanjutnya dibakar lewat tangki pembakaran dan uap airnya dimasukan ke saluran yang terhubung dengan tabung lain.
"Minyak sisa pembakaran di atas air di bawah, kalau sudah banyak minyaknya akan jatuh lewat keran," katanya.
Ia menambahkan, setiap jenis sampah plastik akan menghasilkan kualitas minyak yang berbeda. Sampah botol plastik akan menghasilkan minyak yang lebih jernih, sedangkan sampah kresek menghasilkan minyak yang lebih pekat.
"Kalau sudah banyak minyak yang dihasilkan akan diuji oktannya dan bisa disaring lagi menjadi bensin," katanya.
Mulyana mengungkapkan, desa bersama desa adat sedang mempersiapkan lahan untuk pengoperasian alat itu sekaligus lahan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).
Setelah itu, pihak desa akan mengedukasi masyarakat tentang pengolahan sampah, supaya masyarakat sudah mulai memilah sampah sejak dari rumah tangga atau dari skala terkecil," tegasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami memiliki mesin pengolahan berasal dari bantuan warga asing yang tinggal di desa kami. Mesin sebelumnya sudah dimodifikasi lalu dihibahkan ke desa untuk pengolahan sampah plastik," kata Kepala Desa Umeanyar, Putu Edi Mulyana di Singaraja, Bali, Kamis.
Ia mengatakan, mesin pengolahan sampah menggunakan tenaga listrik dalam pengoperasiannya. Sampah plastik selanjutnya dibakar lewat tangki pembakaran dan uap airnya dimasukan ke saluran yang terhubung dengan tabung lain.
"Minyak sisa pembakaran di atas air di bawah, kalau sudah banyak minyaknya akan jatuh lewat keran," katanya.
Ia menambahkan, setiap jenis sampah plastik akan menghasilkan kualitas minyak yang berbeda. Sampah botol plastik akan menghasilkan minyak yang lebih jernih, sedangkan sampah kresek menghasilkan minyak yang lebih pekat.
"Kalau sudah banyak minyak yang dihasilkan akan diuji oktannya dan bisa disaring lagi menjadi bensin," katanya.
Mulyana mengungkapkan, desa bersama desa adat sedang mempersiapkan lahan untuk pengoperasian alat itu sekaligus lahan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).
Setelah itu, pihak desa akan mengedukasi masyarakat tentang pengolahan sampah, supaya masyarakat sudah mulai memilah sampah sejak dari rumah tangga atau dari skala terkecil," tegasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016